DNA (Deoxyribose Nucleic Acid) adalah master molekul
(molekul utama) yang mengkode semua informasi yang dibutuhkan untuk proses
metabolism dalam setiap organisme. DNA ini tersusun atas 3 komponen utama yaitu
gula deoksiribosa, basa nitrogen, dan fosfat yang tergabung membentuk
nukleotida. Molekul DNA terikat membentuk kromsom dan ditemukan di nucleus,
mitokondria dan kloroplas. DNA yang menyusun kromosom ini merupakan nukleotida
rangkap yang tersusun heliks ganda (double helix), dimana basa nitrogen dan
kedua “benang” polinukleotida saling berpasangan dalam pasangan yang tetap
melalui ikatan hydrogen dan antara nukleotida yang satu dengan nukleotida yang
lain dihubungkan dengan ikatan fosfat. DNA terdapat didalam setiap sel makhluk
hidup dan disebut sebagai “cetak biru kehidupan” karena molekul ini berperan
penting sebagai pembawa informasi hereditas yang menentukan struktur protein
dan proses metabolisme lain.
Isolasi DNA pada dasarnya dapat dilakukan dengan menggunakan
berbagai macam sumber DNA yang dapat diperoleh dari hewan maupun tumbuhan
misalnya bawang, kacang merah, buah-buahan (seperti tomat, pisang, jeruk dll),
hati , daging dll. Isolasi DNA dapat dilakukan melalui tahapan-tahapan antara
lain : preparasu esktrak sel, pemurnian DNA dari esktrak sel dan presipitasi
DNA. Upaya untuk mengeluarkan DNA dari sel dilakukan dengan merusak dinding dan
membran sel dan juga membran inti. Cara yang digunakan untuk merusak
membran-membran tersebut sangat beranekaragam, misalnya dengan pemblenderan
atau penggerusan dengan mortal dan pistil. Selain perusakan secara fisik,
membran dan dinding sel dapat pula dirusak dengan menggunakan senyawa-senyawa
kimia, DNA yang didapatkan dalam pengamatan kali ini adalah DNA yang berupa
benang-benang halus.
Membran sel pada setiap organisme dapat mengalami kerusakan
yang disebabkan oleh pengaruh senyawa-senyawa kimia.senyawa kimia yang mampu
merusakmembran ataupun dinding sel antara lain lisozim yang mampu mempengaruhi
kerja senyawa polimerik sehingga kekakuan sel tidak lagi dapat terjaga. Selain
itu, ada pula senyawa EDTA (etilendiamintetraasetat) yang berfungsi untuk
menghilangkan ion Mg2+ yang penting untuk mempertahankan struktur
selubung sel serta menghabat enzim yang dapat merusak DNA. Dalam proses isolasi
DNA, deterjen berfungsi menggantikan senyawa-senyawa kimia tersebut di atas.
Deterjen mengandung sodiumdodesil sulfat (SDS) yang dapat menyebabkan hilangnya
molekul lipid pada membran sel sehingga struktur membran akan rusak dan
melisiskan isi sel.
Pada pengisolasian DNA menggunakan garam dapur dengan tujuan
untuk melekatkan DNA. Hal ini dapat terjadi karena ion Na+ yang
dikandungkan oleh garam mampu membentuk ikatan dengan kutub negative pada ikatan fosfat DNA. Saat ion Na+ berikatan
dengan fosfat, pada saat itulah DNA akan berkumpul. Sedangkan penambahan
alcohol pada permukaan larutan bertujuan untuk melakukan presipitasi sehingga
DNA yang telag terkumpul tadi mampu memisah dari larutan dan terbentuklah
lapisan-lapisan yang dapat diidentifikasi unsur penyusunnya.
Meskipun isolasi DNA dapat dilakukan dengan berbagai cara,
akan tetapi pada setiap jenis sampel dapat memberikan hasil yang berbeda. Jika
isolasi DNA dilakukan dengan sampel buah, maka kadar air yang pada
masing-masing buah berbeda, dapat memberi hasil yang berbeda pula. Buah dengan
kadar air tinggi akan menghasilkan isolate yang berbeda jika dibandingkan
dengan buah berkadar air rendah. Semakin tinggi kadar air maka sel yang
terlarut di dalam esktrak akan semakin sedikit, sehingga DNA yang
terpretisipasi juga akan sedikit.
No comments:
Post a Comment