1. HAKEKAT KEWIRAUSAHAAN
Anda tentu sering mendengar tentang kata “Wirausaha”, “Kewirausahaan” maupun
“Wirausahawan”
Apakah yang dimaksud dengan “Wirausaha”, “Kewirausahaan” maupun “Wirausahawan” tersebut? Dan apakah beda ketiga kata tersebut?
Wirausaha adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis; mengumpulkan sumber daya-sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat dan mengambil keuntungan dalam rangka meraih sukses.
Kewirausahaan pada hakekatnya adalah sifat, ciri dan watak seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif.
Sedangkan yang dimaksudkan dengan seorang Wirausahawan adalah orang-orang yang memiliki kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis; mengumpulkan sumber daya-sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat, mengambil keuntungan serta memiliki sifat, watak dan kemauan untuk mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif dalam rangka meraih sukses/meningkatkan pendapatan.
Intinya, seorang Wirausahawan adalah orang-orang yang memiliki jiwa Wirausaha dan mengaplikasikan hakekat Kewirausahaan dalam hidupnya. Orang-orang yang memiliki kreativitas dan inovasi yang tinggi dalam hidupnya. Secara epistimologis, sebenarnya kewirausahaan hakikatnya adalah suatu kemampuan dalam berpikir kreatif dan berperilaku inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat dan kiat dalam menghadapi tantangan hidup. Seorang wirausahawan tidak hanya dapat berencana, berkata-kata tetapi juga berbuat, merealisasikan rencana-rencana dalam pikirannya ke dalam suatu tindakan yang berorientasi pada sukses. Maka dibutuhkan kreatifitas, yaitu pola pikir tentang sesuatu yang baru, serta inovasi, yaitu tindakan dalam melakukan sesuatu yang baru.
Beberapa konsep kewirausahaan seolah identik dengan kemampuan para wirausahawan dalam dunia usaha (business). Padahal, dalam kenyataannya, kewirausahaan tidak selalu identik dengan watak/ciri wirausahawan semata, karena sifat-sifat wirausahawanpun dimiliki oleh seorang yang bukan wirausahawan. Wirausaha mencakup semua aspek pekerjaan, baik karyawan swasta maupun pemerintahan (Soeparman Soemahamidjaja, 1980). Wirausahawan adalah mereka yang melakukan upaya-upaya kreatif dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide, dan meramu sumber daya untuk menemukan peluang (opportunity) dan perbaikan (preparation) hidup (Prawirokusumo, 1997)
Kewirausahaan (entrepreneurship) muncul apabila seseorang individu berani mengembangkan usaha-usaha dan ide-ide barunya. Proses kewirausahaan meliputi semua fungsi, aktivitas dan tindakan yang berhubungan dengan perolehan peluang dan penciptaan organisasi usaha (Suryana, 2001). Esensi dari kewirausahaan adalah menciptakan nilai tambah di pasar melalui proses pengkombinasian sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda agar dapat bersaing. Menurut Zimmerer (1996:51), nilai tambah tersebut dapat diciptakan melalui cara-cara sebagai berikut:
o Pengembangan teknologi baru (developing new technology)
o Penemuan pengetahuan baru (discovering new knowledge)
o Perbaikan produk (barang dan jasa) yang sudah ada (improving existing products or services)
o Penemuan cara-cara yang berbeda untuk menghasilkan barang dan jasa yang lebih banyak dengan sumber daya yang lebih sedikit (finding different ways of providing more goods and services with fewer resources)
Walaupun di antara para ahli ada yang lebih menekankan kewirausahaan pada peran pengusaha kecil, namun sifat inipun sebenarnya dimiliki oleh orang-orang yang berprofesi di luar wirausahawan. Jiwa kewirausahaan ada pada setiap orang yang menyukai perubahan, pembaharuan, kemajuan dan tantangan, apapun profesinya.
Dengan demikian, ada enam hakekat pentingnya Kewirausahaan, yaitu:
* Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses dan hasil bisnis (Ahmad Sanusi, 1994)
* Kewirausahaan adalah suatu nilai yang dibutuhkan untuk memulai sebuah usaha dan mengembangkan usaha (Soeharto Prawiro, 1997)
* Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru (kreatif) dan berbeda (inovatif) yang bermanfaat dalam memberikan nilai lebih.
* Kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (Drucker, 1959)
* Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreatifitas dan keinovasian dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan usaha (Zimmerer, 1996)
* Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan.
B. KARAKTERISTIK SIKAP DAN PERILAKU WIRAUSAHAWAN
Dari pengertian Wirausahawan di atas, maka kita dapat mengambil kesimpulan bahwa seorang wirausahawan adalah individu-individu yang berorientasi kepada tindakan, dan memiliki motivasi tinggi, yang beresiko dalam mengejar tujuannya.
Untuk dapat mencapai tujuan-tujuannya, maka diperlukan sikap dan perilaku yang mendukung pada diri seorang wirausahawan. Sikap dan Perilaku sangat dipengaruhi oleh sifat dan watak yang dimiliki oleh seseorang. Sifat dan watak yang baik, berorientasi pada kemajuan dan positif merupakan sifat dan watak yang dibutuhkan oleh seorang wirausahawan agar wirausahawan tersebut dapat maju/sukses.
Daftar ciri-ciri dan sifat-sifat profil seorang wirausahawan:
Ciri-Ciri Watak
1. Percaya Diri
2. Berorientasikan tugas dan hasil.
3. Pengambil Resiko.
4. Kepemimpinan.
5. Keorisinilan.
6. Berorientasi ke masa depan.
7. Jujur dan tekun
1. Keyakinan, kemandirian, individualitas, optimisme.
2. Kebutuhan akan prestasi, berorientasi pada laba, memiliki ketekunan dan ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras, energik dan emiliki inisiatif.
3. Memiliki kemampuan mengambil resiko dan suka pada tantangan.
4. Bertingkah laku sebagai pemimpin,
dapat bergaul dengan orang lain dan suka terhadap saran dan kritik
yang membangun.
5. Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serba bisa dan
memiliki jaringan bisnis yang luas.
6. Persepsi dan memiliki cara pAndang/ cara pikir yang berorientasi pada
masa depan
7. Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja
Dari daftar ciri dan sifat watak seorang wirausahawan di atas, dapat kita identifikasi sikap seorang wirausahawan yang dapat diangkat dari kegiatannya sehari-hari, sebagai berikut:
1. Disiplin
Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki kedisiplinan yang tinggi. Arti dari kata disiplin itu sendiri adalah ketepatan komitmen wirausahawan terhadap tugas dan pekerjaannya. Ketepatan yang dimaksud bersifat menyeluruh, yaitu ketepatan terhadap waktu, kualitas pekerjaan, sistem kerja dan sebagainya.
Ketepatan terhadap waktu, dapat dibina dalam diri seseorang dengan berusaha menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang direncanakan. Sifat sering menunda pekerjaan dengan berbagai macam alasan, adalah kendala yang dapat menghambat seorang wirausahawan meraih keberhasilan.
Kedisiplinan terhadap komitmen akan kualitas pekerjaan dapat dibina dengan ketaatan wirausahawan akan komitmen tersebut. Wirausahawan harus taat azas. Hal tersebut akan dapat tercapai jika wirausahawan memiliki kedisiplinan yang tinggi terhadap sistem kerja yang telah ditetapkan. Ketaatan wirausahawan akan kesepakatan-kesepakatan yang dibuatnya adalah contoh dari kedisiplinan akan kualitas pekerjaan dan sistem kerja.
2. Komitmen Tinggi
Komitmen adalah kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat oleh seseorang, baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain.
Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki komimten yang jelas, terarah dan bersifat progressif (berorientasi pada kemajuan). Komitmen terhadap dirinya sendiri dapat dibuat dengan mengidentifikasi cita-cita, harapan dan target-target yang direncanakan dalam hidupnya. Sedangkan contoh komitmen wirausahawan terhadap orang lain terutama konsumennya adalah pelayanan prima yang berorientasi pada kepuasan konsumen, kualitas produk yang sesuai dengan harga produk yang ditawarkan, problem solving bagi masalah konsumen, dan sebagainya.
Seorang wirausahawan yang teguh menjaga komitmennya terhadap konsumen, akan memiliki nama baik (goodwill) di mata konsumen yang akhirnya wirausahawan tersebut akan mendapatkan kepercayaan dari konsumen, dengan dampak pembelian terus meningkat sehingga pada akhirnya tercapai target perusahaan yaitu memperoleh laba yang diharapkan.
Apakah yang dimaksud dengan “Wirausaha”, “Kewirausahaan” maupun “Wirausahawan” tersebut? Dan apakah beda ketiga kata tersebut?
Wirausaha adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis; mengumpulkan sumber daya-sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat dan mengambil keuntungan dalam rangka meraih sukses.
Kewirausahaan pada hakekatnya adalah sifat, ciri dan watak seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif.
Sedangkan yang dimaksudkan dengan seorang Wirausahawan adalah orang-orang yang memiliki kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis; mengumpulkan sumber daya-sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat, mengambil keuntungan serta memiliki sifat, watak dan kemauan untuk mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif dalam rangka meraih sukses/meningkatkan pendapatan.
Intinya, seorang Wirausahawan adalah orang-orang yang memiliki jiwa Wirausaha dan mengaplikasikan hakekat Kewirausahaan dalam hidupnya. Orang-orang yang memiliki kreativitas dan inovasi yang tinggi dalam hidupnya. Secara epistimologis, sebenarnya kewirausahaan hakikatnya adalah suatu kemampuan dalam berpikir kreatif dan berperilaku inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat dan kiat dalam menghadapi tantangan hidup. Seorang wirausahawan tidak hanya dapat berencana, berkata-kata tetapi juga berbuat, merealisasikan rencana-rencana dalam pikirannya ke dalam suatu tindakan yang berorientasi pada sukses. Maka dibutuhkan kreatifitas, yaitu pola pikir tentang sesuatu yang baru, serta inovasi, yaitu tindakan dalam melakukan sesuatu yang baru.
Beberapa konsep kewirausahaan seolah identik dengan kemampuan para wirausahawan dalam dunia usaha (business). Padahal, dalam kenyataannya, kewirausahaan tidak selalu identik dengan watak/ciri wirausahawan semata, karena sifat-sifat wirausahawanpun dimiliki oleh seorang yang bukan wirausahawan. Wirausaha mencakup semua aspek pekerjaan, baik karyawan swasta maupun pemerintahan (Soeparman Soemahamidjaja, 1980). Wirausahawan adalah mereka yang melakukan upaya-upaya kreatif dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide, dan meramu sumber daya untuk menemukan peluang (opportunity) dan perbaikan (preparation) hidup (Prawirokusumo, 1997)
Kewirausahaan (entrepreneurship) muncul apabila seseorang individu berani mengembangkan usaha-usaha dan ide-ide barunya. Proses kewirausahaan meliputi semua fungsi, aktivitas dan tindakan yang berhubungan dengan perolehan peluang dan penciptaan organisasi usaha (Suryana, 2001). Esensi dari kewirausahaan adalah menciptakan nilai tambah di pasar melalui proses pengkombinasian sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda agar dapat bersaing. Menurut Zimmerer (1996:51), nilai tambah tersebut dapat diciptakan melalui cara-cara sebagai berikut:
o Pengembangan teknologi baru (developing new technology)
o Penemuan pengetahuan baru (discovering new knowledge)
o Perbaikan produk (barang dan jasa) yang sudah ada (improving existing products or services)
o Penemuan cara-cara yang berbeda untuk menghasilkan barang dan jasa yang lebih banyak dengan sumber daya yang lebih sedikit (finding different ways of providing more goods and services with fewer resources)
Walaupun di antara para ahli ada yang lebih menekankan kewirausahaan pada peran pengusaha kecil, namun sifat inipun sebenarnya dimiliki oleh orang-orang yang berprofesi di luar wirausahawan. Jiwa kewirausahaan ada pada setiap orang yang menyukai perubahan, pembaharuan, kemajuan dan tantangan, apapun profesinya.
Dengan demikian, ada enam hakekat pentingnya Kewirausahaan, yaitu:
* Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses dan hasil bisnis (Ahmad Sanusi, 1994)
* Kewirausahaan adalah suatu nilai yang dibutuhkan untuk memulai sebuah usaha dan mengembangkan usaha (Soeharto Prawiro, 1997)
* Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru (kreatif) dan berbeda (inovatif) yang bermanfaat dalam memberikan nilai lebih.
* Kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (Drucker, 1959)
* Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreatifitas dan keinovasian dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan usaha (Zimmerer, 1996)
* Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan.
B. KARAKTERISTIK SIKAP DAN PERILAKU WIRAUSAHAWAN
Dari pengertian Wirausahawan di atas, maka kita dapat mengambil kesimpulan bahwa seorang wirausahawan adalah individu-individu yang berorientasi kepada tindakan, dan memiliki motivasi tinggi, yang beresiko dalam mengejar tujuannya.
Untuk dapat mencapai tujuan-tujuannya, maka diperlukan sikap dan perilaku yang mendukung pada diri seorang wirausahawan. Sikap dan Perilaku sangat dipengaruhi oleh sifat dan watak yang dimiliki oleh seseorang. Sifat dan watak yang baik, berorientasi pada kemajuan dan positif merupakan sifat dan watak yang dibutuhkan oleh seorang wirausahawan agar wirausahawan tersebut dapat maju/sukses.
Daftar ciri-ciri dan sifat-sifat profil seorang wirausahawan:
Ciri-Ciri Watak
1. Percaya Diri
2. Berorientasikan tugas dan hasil.
3. Pengambil Resiko.
4. Kepemimpinan.
5. Keorisinilan.
6. Berorientasi ke masa depan.
7. Jujur dan tekun
1. Keyakinan, kemandirian, individualitas, optimisme.
2. Kebutuhan akan prestasi, berorientasi pada laba, memiliki ketekunan dan ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras, energik dan emiliki inisiatif.
3. Memiliki kemampuan mengambil resiko dan suka pada tantangan.
4. Bertingkah laku sebagai pemimpin,
dapat bergaul dengan orang lain dan suka terhadap saran dan kritik
yang membangun.
5. Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serba bisa dan
memiliki jaringan bisnis yang luas.
6. Persepsi dan memiliki cara pAndang/ cara pikir yang berorientasi pada
masa depan
7. Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja
Dari daftar ciri dan sifat watak seorang wirausahawan di atas, dapat kita identifikasi sikap seorang wirausahawan yang dapat diangkat dari kegiatannya sehari-hari, sebagai berikut:
1. Disiplin
Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki kedisiplinan yang tinggi. Arti dari kata disiplin itu sendiri adalah ketepatan komitmen wirausahawan terhadap tugas dan pekerjaannya. Ketepatan yang dimaksud bersifat menyeluruh, yaitu ketepatan terhadap waktu, kualitas pekerjaan, sistem kerja dan sebagainya.
Ketepatan terhadap waktu, dapat dibina dalam diri seseorang dengan berusaha menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang direncanakan. Sifat sering menunda pekerjaan dengan berbagai macam alasan, adalah kendala yang dapat menghambat seorang wirausahawan meraih keberhasilan.
Kedisiplinan terhadap komitmen akan kualitas pekerjaan dapat dibina dengan ketaatan wirausahawan akan komitmen tersebut. Wirausahawan harus taat azas. Hal tersebut akan dapat tercapai jika wirausahawan memiliki kedisiplinan yang tinggi terhadap sistem kerja yang telah ditetapkan. Ketaatan wirausahawan akan kesepakatan-kesepakatan yang dibuatnya adalah contoh dari kedisiplinan akan kualitas pekerjaan dan sistem kerja.
2. Komitmen Tinggi
Komitmen adalah kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat oleh seseorang, baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain.
Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki komimten yang jelas, terarah dan bersifat progressif (berorientasi pada kemajuan). Komitmen terhadap dirinya sendiri dapat dibuat dengan mengidentifikasi cita-cita, harapan dan target-target yang direncanakan dalam hidupnya. Sedangkan contoh komitmen wirausahawan terhadap orang lain terutama konsumennya adalah pelayanan prima yang berorientasi pada kepuasan konsumen, kualitas produk yang sesuai dengan harga produk yang ditawarkan, problem solving bagi masalah konsumen, dan sebagainya.
Seorang wirausahawan yang teguh menjaga komitmennya terhadap konsumen, akan memiliki nama baik (goodwill) di mata konsumen yang akhirnya wirausahawan tersebut akan mendapatkan kepercayaan dari konsumen, dengan dampak pembelian terus meningkat sehingga pada akhirnya tercapai target perusahaan yaitu memperoleh laba yang diharapkan.
3. Jujur
Kejujuran merupakan lAndasan moral yang terkadang dilupakan oleh seorang wirausahawan. Kejujuran dalam berperilaku bersifat kompleks. Kejujuran mengenai karakteristik produk (barang dan jasa) yang ditawarkan, kejujuran mengenai promosi yang dilakukan, kejujuran mengenai pelayanan purna jual yang dijanjikan dan kejujuran mengenai segala kegiatan yang terkait dengan penjualan produk yang dilakukan oleh wirausahawan.
Wirausahawan memiliki empat alternatif dasar operasionalisi usaha, yaitu:
# Konsep Produk
Bahwa dasar operasionalisasi usaha dari seorang wirausahawan adalah Mutu Produk atau Kualitas Produk. Faktor pelayanan prima diabaikan, karena wirausahawan berpendapat bahwa kepuasan konsumen hanya ditentukan oleh kualitas produk yang tinggi.
# Konsep Penjualan
Bahwa dasar operasionalisasi usaha dari seorang wirausahawan adalah Promosi yang agresif. Orientasi usaha ditujukan sepenuhnya pada keuntungan atau laba yang maksimal. Kepuasan konsumen diabaikan, karena wirausahawan berpendapat bahwa laba adalah tujuan akhir yang umumnya di dapat dari konsumen actual. Tidak adanya pelanggan (konsumen potensial) dapat diatasi dengan agresivitas penjual dalam mencari konsumen actual.
# Konsep Pemasaran
Bahwa dasar operasionalisasi usaha dari seorang wirausahawan adalah tercapainya Kepuasan Konsumen sebagai akibat dari pelayanan prima dan professional dari wirausahawan tersebut. Bagi wirausahawan nilai nominal atau laba bukan akhir dari tujuan usahanya. Berbeda dengan konsep penjualan, maka pada konsep pemasaran ini, wirausahawan sangat mengutamakan terjalinnya hubungan (link) dengan konsumen potensial. Promosi yang dilakukan oleh wirausahawan adalah sebagai usaha untuk mengubah pembeli menjadi pelanggan,menjadikan konsumen actual menjadi konsumen potensial. Wirausahawan berusaha menciptakan persepsi (image) yang positif tentang produk yang dijual, di benak konsumen. Dalam konsep pemasaran, wirausahawan memiliki wawasan usaha (business) jauh ke depan, tentang kelangsungan hidup perusahaan di masa mendatang yang dikenal dengan istilah “menjemput bola”.
# Konsep Sosial
Bahwa dasar operasionalisasi usaha dari seorang wirausahawan adalah pelayanan publik. Konsep ini jarang dipakai oleh para wirausahawan, karena umumnya wirausahawan adalah berorientasi pada laba. Sedangkan lembaga-lembaga yang bersifat jasa sosial-pun saat ini sifat semi sosial, contohnya adalah jasa rumah sakit, jasa lembaga pendidikan/sekolah/universitas dan sebagainya.
Konsep sosial saat ini hanya dipakai pada saat-saat tertentu saja, umpamanya pada saat sebuah daerah mengalami bencana alam, maka perusahaan-perusahaan memiliki tanggungjawab sosial untuk ikut meringankan beban masyarakat yang terkena musibah. Namun kegiatan sosial itupun tetap dianggap memiliki nilai komersial, yaitu menciptakan citra perusahaan yang positif di benak masyarakat sebagai konsumen.
Yang harus diingat oleh wirausahawan adalah bahwa kejujuran sangat melekat pada konsep pemasaran yang berorientasi pada kepuasan konsumen. Wirausahawan yang menjunjung tinggi kejujuran dalam melakukan kegiatan usahanya akan mendapatkan bukan saja konsumen actual tetapi juga konsumen potensial, bukan hanya dalam jangka pendek tetapi juga untuk jangka yang panjang.
4. Kreatif dan Inovatif
Untuk memenangkan persaingan, maka seorang wirausahawan harus memiliki daya kreativitas yang tinggi. Daya kreatifitas tersebut sebaiknya adalah dilAndasi oleh cara berpikir yang maju, penuh dengan gagasan-gagasan baru yang berbeda dengan produk-produk yang telah ada selama ini di pasar. Gagasan-gagasan yang kreatif umumnya tidak dapat dibatasi oleh ruang, bentuk ataupun waktu. Justru seringkali ide-ide jenius yang memberikan terobosan-terobosan baru dalam dunia usaha awalnya adalah dilAndasi oleh gagasan-gagasan kreatif yang kelihatannya mustahil.
Namun,gagasan-gagasan yang baikpun, jika tidak diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, hanya akan menjadi sebuah mimpi. Gagasan-gagasan yang jenius umumnya membutuhkan daya inovasi yang tinggi dari wirausahawan yang bersangkutan. Kreativitas yang tinggi tetap membutuhkan sentuhan inovasi agar laku di pasar. Inovasi yang dibutuhkan adalah kemampuan wirausahawan dalam menambahkan nilai guna/nilai manfaat terhadap suatu produk dan menjaga mutu produk dengan memperhatikan “market oriented” atau apa yang sedang laku dipasaran. Dengan bertambahnya nilai guna atau manfaat pada sebuah produk, maka meningkat pula daya jual produk tersebut di mata konsumen, karena adanya peningkatan nilai ekonomis bagi produk tersebut bagi konsumen.
Kejujuran merupakan lAndasan moral yang terkadang dilupakan oleh seorang wirausahawan. Kejujuran dalam berperilaku bersifat kompleks. Kejujuran mengenai karakteristik produk (barang dan jasa) yang ditawarkan, kejujuran mengenai promosi yang dilakukan, kejujuran mengenai pelayanan purna jual yang dijanjikan dan kejujuran mengenai segala kegiatan yang terkait dengan penjualan produk yang dilakukan oleh wirausahawan.
Wirausahawan memiliki empat alternatif dasar operasionalisi usaha, yaitu:
# Konsep Produk
Bahwa dasar operasionalisasi usaha dari seorang wirausahawan adalah Mutu Produk atau Kualitas Produk. Faktor pelayanan prima diabaikan, karena wirausahawan berpendapat bahwa kepuasan konsumen hanya ditentukan oleh kualitas produk yang tinggi.
# Konsep Penjualan
Bahwa dasar operasionalisasi usaha dari seorang wirausahawan adalah Promosi yang agresif. Orientasi usaha ditujukan sepenuhnya pada keuntungan atau laba yang maksimal. Kepuasan konsumen diabaikan, karena wirausahawan berpendapat bahwa laba adalah tujuan akhir yang umumnya di dapat dari konsumen actual. Tidak adanya pelanggan (konsumen potensial) dapat diatasi dengan agresivitas penjual dalam mencari konsumen actual.
# Konsep Pemasaran
Bahwa dasar operasionalisasi usaha dari seorang wirausahawan adalah tercapainya Kepuasan Konsumen sebagai akibat dari pelayanan prima dan professional dari wirausahawan tersebut. Bagi wirausahawan nilai nominal atau laba bukan akhir dari tujuan usahanya. Berbeda dengan konsep penjualan, maka pada konsep pemasaran ini, wirausahawan sangat mengutamakan terjalinnya hubungan (link) dengan konsumen potensial. Promosi yang dilakukan oleh wirausahawan adalah sebagai usaha untuk mengubah pembeli menjadi pelanggan,menjadikan konsumen actual menjadi konsumen potensial. Wirausahawan berusaha menciptakan persepsi (image) yang positif tentang produk yang dijual, di benak konsumen. Dalam konsep pemasaran, wirausahawan memiliki wawasan usaha (business) jauh ke depan, tentang kelangsungan hidup perusahaan di masa mendatang yang dikenal dengan istilah “menjemput bola”.
# Konsep Sosial
Bahwa dasar operasionalisasi usaha dari seorang wirausahawan adalah pelayanan publik. Konsep ini jarang dipakai oleh para wirausahawan, karena umumnya wirausahawan adalah berorientasi pada laba. Sedangkan lembaga-lembaga yang bersifat jasa sosial-pun saat ini sifat semi sosial, contohnya adalah jasa rumah sakit, jasa lembaga pendidikan/sekolah/universitas dan sebagainya.
Konsep sosial saat ini hanya dipakai pada saat-saat tertentu saja, umpamanya pada saat sebuah daerah mengalami bencana alam, maka perusahaan-perusahaan memiliki tanggungjawab sosial untuk ikut meringankan beban masyarakat yang terkena musibah. Namun kegiatan sosial itupun tetap dianggap memiliki nilai komersial, yaitu menciptakan citra perusahaan yang positif di benak masyarakat sebagai konsumen.
Yang harus diingat oleh wirausahawan adalah bahwa kejujuran sangat melekat pada konsep pemasaran yang berorientasi pada kepuasan konsumen. Wirausahawan yang menjunjung tinggi kejujuran dalam melakukan kegiatan usahanya akan mendapatkan bukan saja konsumen actual tetapi juga konsumen potensial, bukan hanya dalam jangka pendek tetapi juga untuk jangka yang panjang.
4. Kreatif dan Inovatif
Untuk memenangkan persaingan, maka seorang wirausahawan harus memiliki daya kreativitas yang tinggi. Daya kreatifitas tersebut sebaiknya adalah dilAndasi oleh cara berpikir yang maju, penuh dengan gagasan-gagasan baru yang berbeda dengan produk-produk yang telah ada selama ini di pasar. Gagasan-gagasan yang kreatif umumnya tidak dapat dibatasi oleh ruang, bentuk ataupun waktu. Justru seringkali ide-ide jenius yang memberikan terobosan-terobosan baru dalam dunia usaha awalnya adalah dilAndasi oleh gagasan-gagasan kreatif yang kelihatannya mustahil.
Namun,gagasan-gagasan yang baikpun, jika tidak diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, hanya akan menjadi sebuah mimpi. Gagasan-gagasan yang jenius umumnya membutuhkan daya inovasi yang tinggi dari wirausahawan yang bersangkutan. Kreativitas yang tinggi tetap membutuhkan sentuhan inovasi agar laku di pasar. Inovasi yang dibutuhkan adalah kemampuan wirausahawan dalam menambahkan nilai guna/nilai manfaat terhadap suatu produk dan menjaga mutu produk dengan memperhatikan “market oriented” atau apa yang sedang laku dipasaran. Dengan bertambahnya nilai guna atau manfaat pada sebuah produk, maka meningkat pula daya jual produk tersebut di mata konsumen, karena adanya peningkatan nilai ekonomis bagi produk tersebut bagi konsumen.
5. Mandiri
Seseorang dikatakan “mandiri” apabila orang tersebut dapat melakukan keinginan dengan baik tanpa adanya ketergantungan pihak lain dalam mengambil keputusan atau bertindak, termasuk mencukupi kebutuhan hidupnya, tanpa adanya ketergantungan dengan pihak lain. Kemandirian merupakan sifat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan. Pada prinsipnya seorang wirausahawan harus memiliki sikap mandiri dalam memenuhi kegiatan usahanya.
6. Realistis
Seseorang dikatakan Realistis bila orang tersebut mampu menggunakan fakta/realita sebagai lAndasan berpikir yang rasionil dalam setiap pengambilan keputusan maupun tindakan/perbuatannya.
Banyak seorang calon wirausahawan yang berpotensi tinggi, namun pada akhirnya mengalami kegagalan hanya karena wirausahawan tersebut tidak realistis, obyektif dan rasionil dalam pengambilan keputusan bisnisnya. Karena itu dibutuhkan kecerdasan dalam melakukan seleksi terhadap masukan-masukan/sumbang saran yang ada keterkaitan erat dengan tingkat keberhasilan usaha yang sedang dirintis.
Jadi, untuk menjadi wirausaha yang berhasil, persyaratan utama yang harus dimiliki adalah memiliki jiwa dan watak kewirausahaan. Jiwa dan watak kewirausahaan tersebut dipengaruhi oleh keterampilan, kemampuan, atau kompetensi. Kompetensi itu sendiri ditentukan oleh pengetahuan dan pengalaman usaha.
Seperti telah dikemukakan, bahwa seseorang wirausaha adalah seseorang yang memiliki jiwa dan kemampuan tertentu dalam berkreasi dan berinovasi. Ia adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and different) atau kemampuan kreatif dan inovatif. Kemampuan kreatif dan inovatif tersebut secara riil tercermin dalam kemampuan dan kemauan untuk memulai usaha (start up), kemampuan untuk mengerjakan sesuatu yang baru (creative), kemauan dan kemampuan untuk mencari peluang (opportunity), kemampuan dan keberanian untuk menanggung risiko (risk bearing) dan kemampuan untuk mengembangkan ide dan meramu sumber daya. Kemauan dan kemampuan-kemampuan tersebut diperlukan terutama untuk:
1. Melakukan proses/ teknik baru (the new technik)
2. Menghasilkan produk atau jasa baru (the new product or new service),
3. Menghasilkan nilai tambah baru (the new value added),
4. Merintis usaha baru (new businesess), yang mengacu pada pasar
5. Mengembangkan organisasi baru (the new organisaton).
Wirausaha berfungsi sebagai perencana (planner) sekaligus sebagai pelaksana usaha (businessman). Sebagai perencana (planner), wirausaha berperan:
1. Merancang perusahaan (corporate plan),
2. Mengatur strategi perusahaan (corporate strategy),
3. Pemrakarsa ide-ide perusahaan (corporate image),
4. Pemegang visi untuk memimpin (visioner leader).
Sedangkan sebagai pelaksana usaha (businessman), wirausaha berperan :
1. Menemukan, menciptakan, dan menerapkan ide baru yang berbeda (create the new and different),
2. Meniru dan menduplikasi (imitating and duplicating),
3. Meniru dan memodifikasi (imitating and modification),
4. Mengembangkan (developing new product, new technology, new image, dan new organization).
Karena wirausaha identik dengan pengusaha kecil yang berperan sebagai pemilik dan manajer, maka wirausahalah yang memodali, mengatur, mengawasi, menikmati, dan menanggung risiko. Seperti telah disinggung di atas bahwa untuk menjadi wirausaha pertama-tama yang harus dimiiiki adalah modal dasar berupa ada ide atau visi yang jelas, kemauan dan komitmen yang kuat, cukup modal baik uang maupun waktu, cukup tenaga, dan pikiran. Modal-modal tersebut sebenarnya tidak cukup apabila tidak dilengkapi dengan beberapa kemampuan (ability). Menurut Casson (1982), yang dikutip Yuyun Wirasasmita (1993:3) ada beberapa kemampuan yang harus dimiliki, yaitu:
1. Self knowledge, yaitu memiliki pengetahuan tentang usaha yang akan
dilakukannya atau ditekuninya.
2. Imagination, yaitu memiliki imajinasi, ide, dan perspektif serta tidak mengAndalkan pada sukses di masa lalu.
3. Practical knowledge, yaitu memiliki pengetahuan praktis misalnya pengetahuan teknik, desain, prosesing, pembukuan, adiminstrasi, dan pemasaran.
4. Search skill, yaitu kemampuan untuk menemukan, berkreasi, dan berimajinasi.
5. Foresight, yaitu berpAndangan jauh ke depan.
6. Computation skill, yaitu kemampuan berhitung dan kemampuan memprediksi keadaan masa yang akan datang.
7. Communication skill, yaitu kemampuan untuk berkomunikasi, bergaul, dan berhubungan dengan orang lain.
Dengan beberapa keterampilan dasar di atas, maka seseorang akan memiliki kemampuan (kompetensi) dalam kewirausahaan. Menurut Dan & Bradstreet Business Credit Service (1993:1), ada 10 kompetensi yang harus dimiliki, wirausaha, yaitu:
(1) Knowing Your Business, yaitu harus mengetahui usaha apa yang akan dilakukan. Dengan kata lain, seorang wirausaha harus mengetahui segala sesuatu yang ada hubungannya dengan usaha atau bisnis yang akan lakukan. Misalnya, seorang yang akan melakukan bisnis perhotelan maka ia harus memiliki pengetahuan tetang perhotelan. Untuk bisnis pemasaran komputer, ia harus memiliki pengetahuan pemasaran kommputer.
(2) Knowing The Basic Business Management, yaitu mengetahui dasar-dasar pengelolaan bisnis, misalnya cara merancang usaha, mengorganisasikan dan mengendalikan perusahaan, termasuk dapat memperhitungkan, memprediksi, mengadministrasikan dan membukukan kegiatan-kegiatan usaha. Mengetahui manajemen bisnis berarti memahami kiat, cara, proses, dan pengelolaan semua sumber daya perusahaan secara efektif dan efisien.
(3) Having The Proper Attitude, yaitu memiliki sikap yang sempurna terhadap usaha yang dilakukannya. Ia harus bersikap sebagai pedagang, industriawan, pengusaha, eksekutif yang sungguh-sungguh, dan tidak setengah hati.
(4) Having Adequate Capital, yaitu memiliki modal yang cukup. Modal tidak hanya bentuk materi, tetapi juga rohani. Kepercayaan dan keteguhan hati merupakan modal utama dalam usaha. Oleh karena itu, harus cukup waktu cukup uang, cukup tenaga, tempat, dan mental.
(5) Managing Finances Effectively, yaitu memiliki kemampuan mengatur/mengelola keuangan secara efektif dan efisien, mencari sumber dana dan menggunakannya secara tepat, serta mengendalikannya secara akurat.
(6) Managing Time Efficiently, yaitu kemampuan mengatur waktu seefisien mungkin. Mengatur, menghitung, dan menepati waktu sesuai dengan kebutuhannya.
(7) Managing People, yaitu kemampuan merencanakan, mengatur, mengarahkan, menggerakan (memotivasi), dan mengendalikan orang-orang dalam menjalankan perusahaan.
(8) Satisfying Customer by Providing High Quality Product, yaitu memberi kepuasan kepada pelanggan dengan cara menyediakan barang dan jasa yang bermutu, bermanfaat, dan memuaskan.
(9) Knowing Hozu to Compete, yaitu mengatahui strategi/ cara bersaing. Wirausaha, harus dapat mengungkap kekuatan (strenghts), kelemahan (weaks), peluang (opportunity), dan ancaman (threat) dirinya dan pesaing. Ia harus menggunakan analisis SWOT baik terhadap dirinya maupun terhadap pesaing.
(10) Copying with Regulations and Paperwork, yaitu membuat aturan/pedoman yang jelas tersurat tidak tersirat.
Di samping keterampilan dan kemampuan, wirausaha juga harus memiliki pengalaman yang seimbang. Menurut A. Kuriloff, John M. Memphil, Jr dan Douglas Cloud (1993:8) ada empat kemampuan utama yang diperlukan untuk mencapai pengalaman yang seimbang agar kewirausahaan berhasil, di antaranya:
(1) Technical competence, yaitu memiliki kompetensi dalam bidang rancang bangun (know-how) sesuai dengan bentuk usaha yang akan dipilih. Misalnya, kemampuan dalam bidang teknik produksi dan desain produksi. Ia harus betul-betul mengetahui bagaimana barang dan jasa itu dihasilkan dan disajikan.
(2) Marketing competence, yaitu memiliki kompetensi dalam menemukan pasar yang cocok, mengidentifikasi pelanggan dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Ia harus mengetahui bagaimana menemukan peluang pasar yang spesifik, misalnya pelanggan dan harga khusus yang belum digarap pesaing.
(3) Financial competence, yaitu memiliki kompetensi dalam bidang keuangan, mengatur pembelian, penjualan, pembukuan, dan perhitungan laba/rugi. Ia harus mengetahui bagaimana mendapatkan dana dan cara menggunakannya.
(4) Human relation competence, yaitu kompetensi dalam mengembangkan hubungan per-sonal, seperti kemampuan berelasi dan menjalin kemitraan antar perusahaan. Ia harus mengetahui hubungan interpersonal secara sehat.
Sedangkan menurut Norman M. Scarborough (1993), kompetensi kewirausahaan yang diperlukan sebagai syarat-syarat bisnis tersebut, meluputi:
(1) Proaktif, yaitu selalu ada inisiatif dan tegas dalam melaksanakan tugas.
(2) Berorientasi pada prestasi/kemajuan, cirinya :
* Selalu mencari peluang
* Berorientasi pada efisiensi
* Konsen untuk kerja keras
* Perencanaan yang sistematis
* Selalu memonitor (cek and recek)
(3) Komitmen terhadap perusahaan atau orang lain, cirinya:
* Selalu penuh komitmen dalam mengadakan kontrak kerja.
* Mengenal tentang betapa penting hubungan bisnis.
Pada umumnya, wirausaha yang memiliki kompetensi-kompetensi tersebut, cenderung berhasil dalam berwirausaha. Oleh karena itu, bekal kewirausahaan yang berupa pengetahuan dan bekal keterampilan kewirausahaan perlu dimiliki. Beberapa bekal pengetahuan yang perlu dimiliki misalnya:
1. Bekal pengetahuan bidang usaha yang dimasuki dan lingkungan usaha yang ada disekitarnya.
2. Bekal pengetahuan tentang peran dan tanggung jawab.
3. Pengetahuan tentang kepribadian dan kemampuan diri.
4. Pengetahuan tentang manajemen dan organisasi bisnis.
5. Pengetahuan tentang siapa konsumennya.
Dalam lingkungan usaha yang semakin kompetitif, pengetahuan keahlian dalam bidang perusahaan yang dilakukan mutlak diperlukan bagi seorang wirausaha. Pengetahuan keahlian dalam bidang perusahaan itu di antaranya pengetahuan tentang pasar dan strategi pemasarannya, pengetahuan tentang konsumen (pelanggan), pengetahuan tentang pesaing, baik yang baru masuk maupun yang sudah ada, pengetahuan tentang pemasok (suplier), pengetahuan tentang cara mendistribusikan barang dan jasa yang dihasilkan, termasuk kemampuan menganalisis dan mendiagnosis pelanggan, mengidentifikasi segmentasi, dan motivasinya. Di samping itu, sangat penting pengetahuan spesifik seperti pengetahuan tentang prinsip-prinsip akuntansi dan pembukuan, jadwal produksi, manajemen personalia, manajemen keuangan, pemasaran, dan perencanan.
Bekal pengetahuan saja tidaklah cukup jika tidak dilengkapi dengan bekal keterampilan. Beberapa hasil penelitian terhadap usaha kecil menunjukkan bahwa sebagian besar wirausaha yang berhasil cenderung memiliki tingkat keterampilan khusus yang cukup. Beberapa keterampilan yang perlu dimiliki itu di antaranya:
a. Keterampilan konseptual dalam mengatur strategi dan memperhitungkan risiko.
b. Keterampilan kreatif dalam menciptakan nilai tambah.
c. Keterampilan dalam memimpin dan mengelola.
d. Keterampilan berkomunikasi dan berinteraksi, dan
e. Keterampilan teknik dalam bidang usaha yang dilakukan.
Pengetahuan, keterampilan, dan kamampuan kewirausahaan itulah yang membentuk kepribadian wirausaha. Menurut Dan Bradstreet (1993), pengusaha kecil harus memiliki kepribadian khusus yaitu penuh pendirian, realistik, penuh harapan, dan penuh komitmen. Modal yang cukup, bisa diperoleh apabila perusahaan mampu mengembangkan hubungan baik dengan lembaga-lembaga keuangan, karena dengan hubungan baik itulah akan menambah kepercayaan dari penyAndang dana. Penggunaan dana tersebut harus efektif agar memperoleh kepercayaan yang terus menerus. Menurut Ronald J. Ebert (2000:117) bahwa efektivitas wirausahawan tergantung pada keterampilan dan kemampuan. Keterampilan dasar manajemen (Basic Management Skill) tersebut meliput:
(1) Technical Skill, yaitu keterampilan yang diperlukan untuk melakukan tugas-tugas khusus, seperti sekretaris, akuntan-auditor, dan ahli gambar.
(2) Human Relations Skill, yaitu keterampilan untuk memahami, mengerti, berkomunikasi, dan berelasi dengan orang lain dalam organisasi.
(3) Conceptual Skill, yaitu kemampuan personal untuk berpikir abstrak, untuk mendiagnosis dan untuk menganalisis situasi yang berbeda, dan melihat siatuasi luar. Keterampilan konseptual sangat penting untuk memperoleh peluang pasar baru dan menghadapi tantangan.
(4) Decision Making Skill, yaitu keterampilan untuk merumuskan masalah dan memilih cara bertindak yang terbaik untuk memecahkan masalah tersebut. Ada tiga tahapan utama dalam pengambilan keputusan, yaitu:
(a) merumuskan masalah, mangumpulkan fakta, dan mengidentifikasi alternatif pemecahannya;
(b) mengevaluasi setiap alternatif dan memilih alternatif yang terbaik;
(c) mengimplementasikan alternatif yang terpilih, menindaklanjutinya secara periodik, dan mengevaluasi keefektifan yang telah dipilih tersebut.
(5) Time Management Skill, yaitu keterampilan dalam menggunakan dan mengatur waktu seproduktif mungkin.
Kemampuan mengusai persaingan, merupakan hal yang tidak kalah pentingnya dalam bisnis. Wirausaha harus mengetahui kelemahan dan kekuatan sendiri, dan kekuatan serta kelemahan yang dimiliki persaing. Seperti dikemukakan Dan & Bradstreet (1993): "My best advice for competing successfally is to find your own distinctive niche in the market-place". Seorang wirausaha harus memiliki keunggulan yang merupakan kekuatan bagi dirinya dan harus memperbaiki kelemahan agar menghasilkan keunggulan. Kelemahan dan kekuatan yang kita miliki atau kekuatan dan kelemahan yang dimiliki pesaing merupakan peluang yang harus digali. Kekutan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan tersebut biasanya tampak dalam berbagai hal, misalnya dalam pelayanan, harga barang, kualitas barang, distribusi, pormosi, dan lain-lain. Variabel-variabel dalam bauran pemasaran (marketing mix) secara strategis pada umumnya bisa dijadikan peluang. Semua informasi tentang kekuatan dan kelemahan perusahaan dapat diperoleh dari berbagai sumber, misalnya dari pelanggan, karyawan, lingkungan sekitar, distributor, laporan rutin, periklanan, dan pameran dagang.
Jelaslah bahwa kemampuan tertentu mutlak diperlukan bagi seorang wirausaha. Seperti telah dikemukakan dalam Small Busines Development Centre (5-6) bahwa wirausaha yang berhasil ada lima kompetensi yang merupakan fungsi dari kapabilitas yang diperlukan, yaitu technical, marketing, financial, personnel, and management. Wirausaha sebagai manajer dan sekaligus sebagai pemilik perusahaan dalam mencapai keberhasilan usahanya harus memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap, tujuan, pAndai mencari peluang, dan adaptif dalam menghadapi perubahan. Menurut "Small Business Development Center", bahwa untuk mencapai keberhasilan usaha yang dimiliki sendiri, sangatlah tergantung pada:
(1) Individual skills and attitudes, yaitu keterampilan dan sikap individual.
(2) Knowledge of business, yaitu pengetahuan tentang usaha yang akan dilakukan.
(3) Establishment of goal, yaitu kemantapan dalam menentukan tujuan perusahaan.
(4) Take advantages of the apportunities, yaitu keunggulan dalam mencari peluang-peluang.
(5) Adapt to the change, yaitu kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan.
(6) Minimize the threats to business, yaitu kemampuan untuk meminimalkan ancaman terhadap perusahaan.
Di samping bekal pengetahuan dan keterampilan di atas, pada akhirnya seorang wirausaha harus memiliki perencanaan strategis yaitu suatu proses penentuan tujuan, menetapkan langkah-langkah yang harus diambil untuk mengidentifikasi sumber-sumber daya perusahaan, misalnya fasilitas, pasar, produk/jasa, dana, dan karyawan. Strategi tersebut sangat penting agar para wirausaha dapat menggunakan sumber daya seoptimal mungkin. Dengan lebih proaktif dalam menghadapi perubahan, dan selalu memotivasi karyawan maka peluang untuk mencapai keberhasilan lebih mudah diwujudkan. Menurut Allan Filley dan Robert W. Price (1991 :1-2) untuk mencapai keberhasilan dalam wirausaha khususnya perusahaan kecil, ada beberapa klasifikasi strategi yang harus dimiliki, meliputi:
(1) "Craft; firms are prepared by people who are technical specialist.
(2) Promotion; promotion are typically dominated by their leader and are designed to exploit some kind of innovative advantages.
(3) Administrative: administrative firm have formal management and are built around neccesary business function".
Menurut Alan C. Filley dan Robert W Pricer (1991:1) bahwa, "… karena perusahaan kecil tergantung pada lingkungan setempat, maka perusahaan tersebut akan berhasil bila lingkungan stabil. Jadi asumsinya lingkungan harus stabil. Oleh sebab itu, pada umumnya perusahaan kecil menggunakan kecakapan khusus atau human skill. Human skill adalah kemampuan untuk bekerja, memahami, dan kemampuan untuk memotivasi orang-orang, baik sebagai individu maupun kelompok. Selanjutnya, conceptual skill merupakan mental ability untuk menganalisis dan mendiagnosis situasi yang kompleks. Jadi, ability diartikan sebagai kapasitas seseorang (individual) untuk melakukan berbagai tugas dalam suatu perusahaan. Dalam rumusan yang lebih sederhana, kemampuan berwirausaha bisa dilihat dari keterampilan manajerial. Robert Katz yang dikutip oleh Stephen P. Robbins (1993) mengemukakan tentang management skill, yang meliputi kemampuan technical, human, dan conceptual. Technical skill adalah kemampuan untuk menerapkan pengetahuan dan "craft firm". Human skill adalah kemampuan bersosialisasi, bergaul dan berkomunikasi, dan copceptual skill adalah kemampuan merencanakan, merumuskan, meramalkan, atau memprediksikan.
Dari penjelasan di atas maka keuntungan dan kerugian menjadi seorang wirausahawan adalah:
1. Keuntungan:
1. Terbuka peluang untuk mencapai tujuan yang dikehendaki sendiri dan mengoptimalkan potensi diri
2. Terbuka peluang untuk memperoleh manfaat dan keuntungan secara maksimal.
3. Terbuka peluang untuk membantu masyarakat dengan usaha-usaha konkrit dan kesempatan kerja.
2. Kelemahan:
1. Memperoleh pendapatan yang tidak pasti, dan memikul berbagai resiko. Jika resiko ini telah diantisipasi secara baik, maka wirausaha telah menggeser resiko tersebut.
2. Bekerja keras dan waktu/jam kerjanya panjang
3. Kualitas kehidupannya masih rendah sampai usahanya berhasil, sebab dia harus berhemat.
Dari beberapa pendapat di ataspun dapat disimpulkan bahwa untuk menjadi wirausaha yang berhasil seseorang harus memiliki bekal pengatahuan kewirausahaan dan bekal keterampilan kewirausahaan. Bekal pengetahuan yang terpenting adalah bekal pengetahuan bidang usaha yang dimasuki dan lingkungan usaha, pengetahuan tentang peran dan tanggung jawab, pengetahuan tentang kepribadian dan kemampuan diri, pengetahuan tentang manajemen dan organisasi bisnis. Sedangkan bekal keterampilan yang perlu dimiliki meliputi keterampilan konseptual dalam mengatur strategi dan memperhitungkan risiko, keterampilan kreatif dalam menciptakan nilai tambah, keterampilan dalam memimpin dan mengelola, keterampilan berkomunikasi dan berinteraksi, serta keterampilan teknis bidang usaha
Seseorang dikatakan “mandiri” apabila orang tersebut dapat melakukan keinginan dengan baik tanpa adanya ketergantungan pihak lain dalam mengambil keputusan atau bertindak, termasuk mencukupi kebutuhan hidupnya, tanpa adanya ketergantungan dengan pihak lain. Kemandirian merupakan sifat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan. Pada prinsipnya seorang wirausahawan harus memiliki sikap mandiri dalam memenuhi kegiatan usahanya.
6. Realistis
Seseorang dikatakan Realistis bila orang tersebut mampu menggunakan fakta/realita sebagai lAndasan berpikir yang rasionil dalam setiap pengambilan keputusan maupun tindakan/perbuatannya.
Banyak seorang calon wirausahawan yang berpotensi tinggi, namun pada akhirnya mengalami kegagalan hanya karena wirausahawan tersebut tidak realistis, obyektif dan rasionil dalam pengambilan keputusan bisnisnya. Karena itu dibutuhkan kecerdasan dalam melakukan seleksi terhadap masukan-masukan/sumbang saran yang ada keterkaitan erat dengan tingkat keberhasilan usaha yang sedang dirintis.
Jadi, untuk menjadi wirausaha yang berhasil, persyaratan utama yang harus dimiliki adalah memiliki jiwa dan watak kewirausahaan. Jiwa dan watak kewirausahaan tersebut dipengaruhi oleh keterampilan, kemampuan, atau kompetensi. Kompetensi itu sendiri ditentukan oleh pengetahuan dan pengalaman usaha.
Seperti telah dikemukakan, bahwa seseorang wirausaha adalah seseorang yang memiliki jiwa dan kemampuan tertentu dalam berkreasi dan berinovasi. Ia adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and different) atau kemampuan kreatif dan inovatif. Kemampuan kreatif dan inovatif tersebut secara riil tercermin dalam kemampuan dan kemauan untuk memulai usaha (start up), kemampuan untuk mengerjakan sesuatu yang baru (creative), kemauan dan kemampuan untuk mencari peluang (opportunity), kemampuan dan keberanian untuk menanggung risiko (risk bearing) dan kemampuan untuk mengembangkan ide dan meramu sumber daya. Kemauan dan kemampuan-kemampuan tersebut diperlukan terutama untuk:
1. Melakukan proses/ teknik baru (the new technik)
2. Menghasilkan produk atau jasa baru (the new product or new service),
3. Menghasilkan nilai tambah baru (the new value added),
4. Merintis usaha baru (new businesess), yang mengacu pada pasar
5. Mengembangkan organisasi baru (the new organisaton).
Wirausaha berfungsi sebagai perencana (planner) sekaligus sebagai pelaksana usaha (businessman). Sebagai perencana (planner), wirausaha berperan:
1. Merancang perusahaan (corporate plan),
2. Mengatur strategi perusahaan (corporate strategy),
3. Pemrakarsa ide-ide perusahaan (corporate image),
4. Pemegang visi untuk memimpin (visioner leader).
Sedangkan sebagai pelaksana usaha (businessman), wirausaha berperan :
1. Menemukan, menciptakan, dan menerapkan ide baru yang berbeda (create the new and different),
2. Meniru dan menduplikasi (imitating and duplicating),
3. Meniru dan memodifikasi (imitating and modification),
4. Mengembangkan (developing new product, new technology, new image, dan new organization).
Karena wirausaha identik dengan pengusaha kecil yang berperan sebagai pemilik dan manajer, maka wirausahalah yang memodali, mengatur, mengawasi, menikmati, dan menanggung risiko. Seperti telah disinggung di atas bahwa untuk menjadi wirausaha pertama-tama yang harus dimiiiki adalah modal dasar berupa ada ide atau visi yang jelas, kemauan dan komitmen yang kuat, cukup modal baik uang maupun waktu, cukup tenaga, dan pikiran. Modal-modal tersebut sebenarnya tidak cukup apabila tidak dilengkapi dengan beberapa kemampuan (ability). Menurut Casson (1982), yang dikutip Yuyun Wirasasmita (1993:3) ada beberapa kemampuan yang harus dimiliki, yaitu:
1. Self knowledge, yaitu memiliki pengetahuan tentang usaha yang akan
dilakukannya atau ditekuninya.
2. Imagination, yaitu memiliki imajinasi, ide, dan perspektif serta tidak mengAndalkan pada sukses di masa lalu.
3. Practical knowledge, yaitu memiliki pengetahuan praktis misalnya pengetahuan teknik, desain, prosesing, pembukuan, adiminstrasi, dan pemasaran.
4. Search skill, yaitu kemampuan untuk menemukan, berkreasi, dan berimajinasi.
5. Foresight, yaitu berpAndangan jauh ke depan.
6. Computation skill, yaitu kemampuan berhitung dan kemampuan memprediksi keadaan masa yang akan datang.
7. Communication skill, yaitu kemampuan untuk berkomunikasi, bergaul, dan berhubungan dengan orang lain.
Dengan beberapa keterampilan dasar di atas, maka seseorang akan memiliki kemampuan (kompetensi) dalam kewirausahaan. Menurut Dan & Bradstreet Business Credit Service (1993:1), ada 10 kompetensi yang harus dimiliki, wirausaha, yaitu:
(1) Knowing Your Business, yaitu harus mengetahui usaha apa yang akan dilakukan. Dengan kata lain, seorang wirausaha harus mengetahui segala sesuatu yang ada hubungannya dengan usaha atau bisnis yang akan lakukan. Misalnya, seorang yang akan melakukan bisnis perhotelan maka ia harus memiliki pengetahuan tetang perhotelan. Untuk bisnis pemasaran komputer, ia harus memiliki pengetahuan pemasaran kommputer.
(2) Knowing The Basic Business Management, yaitu mengetahui dasar-dasar pengelolaan bisnis, misalnya cara merancang usaha, mengorganisasikan dan mengendalikan perusahaan, termasuk dapat memperhitungkan, memprediksi, mengadministrasikan dan membukukan kegiatan-kegiatan usaha. Mengetahui manajemen bisnis berarti memahami kiat, cara, proses, dan pengelolaan semua sumber daya perusahaan secara efektif dan efisien.
(3) Having The Proper Attitude, yaitu memiliki sikap yang sempurna terhadap usaha yang dilakukannya. Ia harus bersikap sebagai pedagang, industriawan, pengusaha, eksekutif yang sungguh-sungguh, dan tidak setengah hati.
(4) Having Adequate Capital, yaitu memiliki modal yang cukup. Modal tidak hanya bentuk materi, tetapi juga rohani. Kepercayaan dan keteguhan hati merupakan modal utama dalam usaha. Oleh karena itu, harus cukup waktu cukup uang, cukup tenaga, tempat, dan mental.
(5) Managing Finances Effectively, yaitu memiliki kemampuan mengatur/mengelola keuangan secara efektif dan efisien, mencari sumber dana dan menggunakannya secara tepat, serta mengendalikannya secara akurat.
(6) Managing Time Efficiently, yaitu kemampuan mengatur waktu seefisien mungkin. Mengatur, menghitung, dan menepati waktu sesuai dengan kebutuhannya.
(7) Managing People, yaitu kemampuan merencanakan, mengatur, mengarahkan, menggerakan (memotivasi), dan mengendalikan orang-orang dalam menjalankan perusahaan.
(8) Satisfying Customer by Providing High Quality Product, yaitu memberi kepuasan kepada pelanggan dengan cara menyediakan barang dan jasa yang bermutu, bermanfaat, dan memuaskan.
(9) Knowing Hozu to Compete, yaitu mengatahui strategi/ cara bersaing. Wirausaha, harus dapat mengungkap kekuatan (strenghts), kelemahan (weaks), peluang (opportunity), dan ancaman (threat) dirinya dan pesaing. Ia harus menggunakan analisis SWOT baik terhadap dirinya maupun terhadap pesaing.
(10) Copying with Regulations and Paperwork, yaitu membuat aturan/pedoman yang jelas tersurat tidak tersirat.
Di samping keterampilan dan kemampuan, wirausaha juga harus memiliki pengalaman yang seimbang. Menurut A. Kuriloff, John M. Memphil, Jr dan Douglas Cloud (1993:8) ada empat kemampuan utama yang diperlukan untuk mencapai pengalaman yang seimbang agar kewirausahaan berhasil, di antaranya:
(1) Technical competence, yaitu memiliki kompetensi dalam bidang rancang bangun (know-how) sesuai dengan bentuk usaha yang akan dipilih. Misalnya, kemampuan dalam bidang teknik produksi dan desain produksi. Ia harus betul-betul mengetahui bagaimana barang dan jasa itu dihasilkan dan disajikan.
(2) Marketing competence, yaitu memiliki kompetensi dalam menemukan pasar yang cocok, mengidentifikasi pelanggan dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Ia harus mengetahui bagaimana menemukan peluang pasar yang spesifik, misalnya pelanggan dan harga khusus yang belum digarap pesaing.
(3) Financial competence, yaitu memiliki kompetensi dalam bidang keuangan, mengatur pembelian, penjualan, pembukuan, dan perhitungan laba/rugi. Ia harus mengetahui bagaimana mendapatkan dana dan cara menggunakannya.
(4) Human relation competence, yaitu kompetensi dalam mengembangkan hubungan per-sonal, seperti kemampuan berelasi dan menjalin kemitraan antar perusahaan. Ia harus mengetahui hubungan interpersonal secara sehat.
Sedangkan menurut Norman M. Scarborough (1993), kompetensi kewirausahaan yang diperlukan sebagai syarat-syarat bisnis tersebut, meluputi:
(1) Proaktif, yaitu selalu ada inisiatif dan tegas dalam melaksanakan tugas.
(2) Berorientasi pada prestasi/kemajuan, cirinya :
* Selalu mencari peluang
* Berorientasi pada efisiensi
* Konsen untuk kerja keras
* Perencanaan yang sistematis
* Selalu memonitor (cek and recek)
(3) Komitmen terhadap perusahaan atau orang lain, cirinya:
* Selalu penuh komitmen dalam mengadakan kontrak kerja.
* Mengenal tentang betapa penting hubungan bisnis.
Pada umumnya, wirausaha yang memiliki kompetensi-kompetensi tersebut, cenderung berhasil dalam berwirausaha. Oleh karena itu, bekal kewirausahaan yang berupa pengetahuan dan bekal keterampilan kewirausahaan perlu dimiliki. Beberapa bekal pengetahuan yang perlu dimiliki misalnya:
1. Bekal pengetahuan bidang usaha yang dimasuki dan lingkungan usaha yang ada disekitarnya.
2. Bekal pengetahuan tentang peran dan tanggung jawab.
3. Pengetahuan tentang kepribadian dan kemampuan diri.
4. Pengetahuan tentang manajemen dan organisasi bisnis.
5. Pengetahuan tentang siapa konsumennya.
Dalam lingkungan usaha yang semakin kompetitif, pengetahuan keahlian dalam bidang perusahaan yang dilakukan mutlak diperlukan bagi seorang wirausaha. Pengetahuan keahlian dalam bidang perusahaan itu di antaranya pengetahuan tentang pasar dan strategi pemasarannya, pengetahuan tentang konsumen (pelanggan), pengetahuan tentang pesaing, baik yang baru masuk maupun yang sudah ada, pengetahuan tentang pemasok (suplier), pengetahuan tentang cara mendistribusikan barang dan jasa yang dihasilkan, termasuk kemampuan menganalisis dan mendiagnosis pelanggan, mengidentifikasi segmentasi, dan motivasinya. Di samping itu, sangat penting pengetahuan spesifik seperti pengetahuan tentang prinsip-prinsip akuntansi dan pembukuan, jadwal produksi, manajemen personalia, manajemen keuangan, pemasaran, dan perencanan.
Bekal pengetahuan saja tidaklah cukup jika tidak dilengkapi dengan bekal keterampilan. Beberapa hasil penelitian terhadap usaha kecil menunjukkan bahwa sebagian besar wirausaha yang berhasil cenderung memiliki tingkat keterampilan khusus yang cukup. Beberapa keterampilan yang perlu dimiliki itu di antaranya:
a. Keterampilan konseptual dalam mengatur strategi dan memperhitungkan risiko.
b. Keterampilan kreatif dalam menciptakan nilai tambah.
c. Keterampilan dalam memimpin dan mengelola.
d. Keterampilan berkomunikasi dan berinteraksi, dan
e. Keterampilan teknik dalam bidang usaha yang dilakukan.
Pengetahuan, keterampilan, dan kamampuan kewirausahaan itulah yang membentuk kepribadian wirausaha. Menurut Dan Bradstreet (1993), pengusaha kecil harus memiliki kepribadian khusus yaitu penuh pendirian, realistik, penuh harapan, dan penuh komitmen. Modal yang cukup, bisa diperoleh apabila perusahaan mampu mengembangkan hubungan baik dengan lembaga-lembaga keuangan, karena dengan hubungan baik itulah akan menambah kepercayaan dari penyAndang dana. Penggunaan dana tersebut harus efektif agar memperoleh kepercayaan yang terus menerus. Menurut Ronald J. Ebert (2000:117) bahwa efektivitas wirausahawan tergantung pada keterampilan dan kemampuan. Keterampilan dasar manajemen (Basic Management Skill) tersebut meliput:
(1) Technical Skill, yaitu keterampilan yang diperlukan untuk melakukan tugas-tugas khusus, seperti sekretaris, akuntan-auditor, dan ahli gambar.
(2) Human Relations Skill, yaitu keterampilan untuk memahami, mengerti, berkomunikasi, dan berelasi dengan orang lain dalam organisasi.
(3) Conceptual Skill, yaitu kemampuan personal untuk berpikir abstrak, untuk mendiagnosis dan untuk menganalisis situasi yang berbeda, dan melihat siatuasi luar. Keterampilan konseptual sangat penting untuk memperoleh peluang pasar baru dan menghadapi tantangan.
(4) Decision Making Skill, yaitu keterampilan untuk merumuskan masalah dan memilih cara bertindak yang terbaik untuk memecahkan masalah tersebut. Ada tiga tahapan utama dalam pengambilan keputusan, yaitu:
(a) merumuskan masalah, mangumpulkan fakta, dan mengidentifikasi alternatif pemecahannya;
(b) mengevaluasi setiap alternatif dan memilih alternatif yang terbaik;
(c) mengimplementasikan alternatif yang terpilih, menindaklanjutinya secara periodik, dan mengevaluasi keefektifan yang telah dipilih tersebut.
(5) Time Management Skill, yaitu keterampilan dalam menggunakan dan mengatur waktu seproduktif mungkin.
Kemampuan mengusai persaingan, merupakan hal yang tidak kalah pentingnya dalam bisnis. Wirausaha harus mengetahui kelemahan dan kekuatan sendiri, dan kekuatan serta kelemahan yang dimiliki persaing. Seperti dikemukakan Dan & Bradstreet (1993): "My best advice for competing successfally is to find your own distinctive niche in the market-place". Seorang wirausaha harus memiliki keunggulan yang merupakan kekuatan bagi dirinya dan harus memperbaiki kelemahan agar menghasilkan keunggulan. Kelemahan dan kekuatan yang kita miliki atau kekuatan dan kelemahan yang dimiliki pesaing merupakan peluang yang harus digali. Kekutan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan tersebut biasanya tampak dalam berbagai hal, misalnya dalam pelayanan, harga barang, kualitas barang, distribusi, pormosi, dan lain-lain. Variabel-variabel dalam bauran pemasaran (marketing mix) secara strategis pada umumnya bisa dijadikan peluang. Semua informasi tentang kekuatan dan kelemahan perusahaan dapat diperoleh dari berbagai sumber, misalnya dari pelanggan, karyawan, lingkungan sekitar, distributor, laporan rutin, periklanan, dan pameran dagang.
Jelaslah bahwa kemampuan tertentu mutlak diperlukan bagi seorang wirausaha. Seperti telah dikemukakan dalam Small Busines Development Centre (5-6) bahwa wirausaha yang berhasil ada lima kompetensi yang merupakan fungsi dari kapabilitas yang diperlukan, yaitu technical, marketing, financial, personnel, and management. Wirausaha sebagai manajer dan sekaligus sebagai pemilik perusahaan dalam mencapai keberhasilan usahanya harus memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap, tujuan, pAndai mencari peluang, dan adaptif dalam menghadapi perubahan. Menurut "Small Business Development Center", bahwa untuk mencapai keberhasilan usaha yang dimiliki sendiri, sangatlah tergantung pada:
(1) Individual skills and attitudes, yaitu keterampilan dan sikap individual.
(2) Knowledge of business, yaitu pengetahuan tentang usaha yang akan dilakukan.
(3) Establishment of goal, yaitu kemantapan dalam menentukan tujuan perusahaan.
(4) Take advantages of the apportunities, yaitu keunggulan dalam mencari peluang-peluang.
(5) Adapt to the change, yaitu kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan.
(6) Minimize the threats to business, yaitu kemampuan untuk meminimalkan ancaman terhadap perusahaan.
Di samping bekal pengetahuan dan keterampilan di atas, pada akhirnya seorang wirausaha harus memiliki perencanaan strategis yaitu suatu proses penentuan tujuan, menetapkan langkah-langkah yang harus diambil untuk mengidentifikasi sumber-sumber daya perusahaan, misalnya fasilitas, pasar, produk/jasa, dana, dan karyawan. Strategi tersebut sangat penting agar para wirausaha dapat menggunakan sumber daya seoptimal mungkin. Dengan lebih proaktif dalam menghadapi perubahan, dan selalu memotivasi karyawan maka peluang untuk mencapai keberhasilan lebih mudah diwujudkan. Menurut Allan Filley dan Robert W. Price (1991 :1-2) untuk mencapai keberhasilan dalam wirausaha khususnya perusahaan kecil, ada beberapa klasifikasi strategi yang harus dimiliki, meliputi:
(1) "Craft; firms are prepared by people who are technical specialist.
(2) Promotion; promotion are typically dominated by their leader and are designed to exploit some kind of innovative advantages.
(3) Administrative: administrative firm have formal management and are built around neccesary business function".
Menurut Alan C. Filley dan Robert W Pricer (1991:1) bahwa, "… karena perusahaan kecil tergantung pada lingkungan setempat, maka perusahaan tersebut akan berhasil bila lingkungan stabil. Jadi asumsinya lingkungan harus stabil. Oleh sebab itu, pada umumnya perusahaan kecil menggunakan kecakapan khusus atau human skill. Human skill adalah kemampuan untuk bekerja, memahami, dan kemampuan untuk memotivasi orang-orang, baik sebagai individu maupun kelompok. Selanjutnya, conceptual skill merupakan mental ability untuk menganalisis dan mendiagnosis situasi yang kompleks. Jadi, ability diartikan sebagai kapasitas seseorang (individual) untuk melakukan berbagai tugas dalam suatu perusahaan. Dalam rumusan yang lebih sederhana, kemampuan berwirausaha bisa dilihat dari keterampilan manajerial. Robert Katz yang dikutip oleh Stephen P. Robbins (1993) mengemukakan tentang management skill, yang meliputi kemampuan technical, human, dan conceptual. Technical skill adalah kemampuan untuk menerapkan pengetahuan dan "craft firm". Human skill adalah kemampuan bersosialisasi, bergaul dan berkomunikasi, dan copceptual skill adalah kemampuan merencanakan, merumuskan, meramalkan, atau memprediksikan.
Dari penjelasan di atas maka keuntungan dan kerugian menjadi seorang wirausahawan adalah:
1. Keuntungan:
1. Terbuka peluang untuk mencapai tujuan yang dikehendaki sendiri dan mengoptimalkan potensi diri
2. Terbuka peluang untuk memperoleh manfaat dan keuntungan secara maksimal.
3. Terbuka peluang untuk membantu masyarakat dengan usaha-usaha konkrit dan kesempatan kerja.
2. Kelemahan:
1. Memperoleh pendapatan yang tidak pasti, dan memikul berbagai resiko. Jika resiko ini telah diantisipasi secara baik, maka wirausaha telah menggeser resiko tersebut.
2. Bekerja keras dan waktu/jam kerjanya panjang
3. Kualitas kehidupannya masih rendah sampai usahanya berhasil, sebab dia harus berhemat.
Dari beberapa pendapat di ataspun dapat disimpulkan bahwa untuk menjadi wirausaha yang berhasil seseorang harus memiliki bekal pengatahuan kewirausahaan dan bekal keterampilan kewirausahaan. Bekal pengetahuan yang terpenting adalah bekal pengetahuan bidang usaha yang dimasuki dan lingkungan usaha, pengetahuan tentang peran dan tanggung jawab, pengetahuan tentang kepribadian dan kemampuan diri, pengetahuan tentang manajemen dan organisasi bisnis. Sedangkan bekal keterampilan yang perlu dimiliki meliputi keterampilan konseptual dalam mengatur strategi dan memperhitungkan risiko, keterampilan kreatif dalam menciptakan nilai tambah, keterampilan dalam memimpin dan mengelola, keterampilan berkomunikasi dan berinteraksi, serta keterampilan teknis bidang usaha
No comments:
Post a Comment