I.
Judul : Korosi Besi
II.
Hari/Tanggal : Sabtu, 26 Oktomber 2013 - Senin, 28 Oktomber 2013
III.
Tujuan : Mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya korosi dan
faktor-faktor apa saja yang dapat mempercepat korosi.
IV.
Landasan Teori :
Korosi adalah reaksi redoks antara
suatu logam dengan berbagai zat di lingkungannya yang menghasilkan
senyawa-senyawa yang tak dikehendaki. Dalam bahasa sehari-hari, korosi disebut
perkaratan. Contoh korosi yang paling lazim adalah perkaratan besi.
Pada
peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara) mengalami
reduksi. Karat logam umumnya adalah berupa oksida atau karbonat. Rumus kimia
karat besi adalah Fe2O3.xH2O , suatu zat padat
yang bewarna coklat-merah.
Korosi
merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi bagian tertentu dari besi itu
berlaku sebagai anode, dimana besi mengalami oksidasi.
Fe(s)
↔ Fe2+(aq) + 2e Eo= +0,44 V
Elektron
yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain dari besi itu yang bertindak
sebagai katode, dimana oksigen tereduksi.
O2(g)
+ 2H2O(l) + 4e ↔
4OH-(aq) Eo=
+0,40 V
Atau
O2(g)
+ 4H+(aq) + 4e ↔
2H2O(l)
Eo= +1,23 V
Ion
besi(II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion
besi(III) yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, Fe2O3.xH2O
, yaitu karat besi. Mengenai bagian mana dari besi itu yang bertindak sebagai
anode dan bagian mana yang bertindak sebagai katode, bergantung pada berbagai
faktor, misalnya zat pengotor, atau perbedaan rapatan logam itu.
·
Penyebab Korosi
Faktor yang berpengaruh terhadap korosi
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu yang berasal dari bahan itu sendiri dan dari
lingkungan. Faktor dari bahan meliputi kemurnian bahan, struktur bahan, bentuk
kristal, unsur-unsur kelumit yang ada dalam bahan, teknik pencampuran bahan dan
sebagainya. Faktor dari lingkungan meliputi tingkat pencemaran udara, suhu,
kelembaban, keberadaan zat-zat kimia yang bersifat korosif dan sebagainya.
Bahan-bahan korosif (yang dapat menyebabkan korosi) terdiri atas asam, basa
serta garam, baik dalam bentuk senyawa an-organik maupun organik.
·
Faktor yang mempengaruhi Korosi
Korosi pada permukaan suatu logam dapat
dipercepat oleh beberapa faktor, antara lain:
1. Oksigen
terlarut ( DO = Dissolved oxygen ) → DO berperan dalam sebagian proses
korosi, bila konsentrasi DO naik, maka kecepatan korosi akan naik.
2. Zat
padat terlarut jumlah ( TDS = total dissolved solid ) → konsentrasi TDS sangatlah penting,
karena air yang mengandung TDS merupakan penghantar arus listrik yang baik
dibandingkan dengan air tanpa TDS. Aliran listrik diperlukan untuk terjadinya
korosi pada pipa logam, oleh karena itu jika TDS naik, maka kecepatan korosi
akan naik.
3. pH dan Alkalinitas → mempengaruhi kecepaan reaksi, pada
umumnya pH dan alkalinitas naik, kecepatan korosi akan naik. Peristiwa korosi
pada kondisi asam, yakni pada kondisi pH < 7 semakin besar, karena adanya
reaksi reduksi tambahan yang berlangsung pada katode
yaitu: 2H+(aq) +
2e- → H2
4.Temperatur → makin tinggi temperatur, reaksi kimia
lebih cepat terjadi dan naiknya temperatur air pada umumnya menambah kecepatan
korosi.
5.Tipe logam yang digunakan
untuk pipa dan perlengkapan pipa → logam yang mudah
memberikan elektron atau yang mudah teroksidasi, akan mudah terkorosi.
6. Aliran listrik → Aliran listrik yang diakibatkan oleh
korosi sangat lemah dan isolasi dapat menghalangi aliran listrik antara
logam-logam yang berbeda, sehingga korosi galvanis dapat dihindari. Bilamana
aliran listrik yang kuat melewati logam yang mudah terkorosi, maka akan
menimbulkan aliran nyasar dari sistem pemasangan listrik di pelanggan yang
tidak menggunakan aarde, hal ini menyebabkan korosi cepat terjadi.
7. B
a k t e r i → tipe bakteri tertentu dapat mempercepat korosi, karena
mereka akan menghasilkan karbon dioksida (CO2) dan hidrogen sulfida
(H2S), selama masa putaran hidupnya. CO2 akan
menurunkan pH secara berarti sehingga menaikkan kecepatan korosi. H2S
dan besi sulfida, Fe2S2, hasil reduksi sulfat (SO42–)
oleh bakteri pereduksi sulfat pada kondisi anaerob, dapat mempercepat korosi
bila sulfat ada di dalam air. Zat-zat ini dapat menaikkan kecepatan korosi.
Jika terjadi korosi logam besi maka hal ini dapat mendorong bakteri besi (iron
bacteria) untuk berkembang, karena mereka senang dengan air yang
mengandung besi.
V.
Metode Penelitian :
Tempat dan
waktu praktikum:
Praktikum
dilaksanakan dikelas XII IPA 3, pada tanggal 23 Oktomber 2013
Alat:
1.
Amplas
2.
Termos
listrik
3.
Sterofom
4.
Tabung
reaksi dan Rak tabung
5.
Gelas
ukur
Bahan:
1.
Minyak
tanah
2.
Air
suling
3.
Kristal
CaCl2
4.
Minyak
tanah
5.
Air
yang sudah dididihkan
6.
Paku
besi (harus besi)
7.
Kapas
kering
Cara
Kerja:
1. Ambilah empat tabung reaksi kemudian:
a.
Tambahkan
5 ml air suling ke tabung reaksi ke-1
b.
Tambahkan
2 gram Kristal CaCl2 kemudian dilapisi
kapas kering ke
dalam tabung reaksi ke-2
c.
Tambahkan
air yang sudah di didihkan ke dalam tabung ke-3
d.
Tambahkan
10 ml minyak tanah ke dalam tabung reaksi ke-4
2. Amplaslah empat batang paku besi hingga bersih,
kemudian masukkan masing-
masing satu ke dalam tabung
reaksi pada cara kerja no. 1 di atas.
3. Tutup tabung reaksi ke-2 dan 3 dengan disumbat
dengan sterofom sampai
tidak ada celah udara
keluar-masuk.
4. Simpanlah tabung-tabung tersebut selama dua
hari kemudian amati dan
catat perubahan yang terjadi.
VI.
Hasil pengamatan :
Hari ke-1 : 26 Oktomber 2013
Tabung Ke-
|
Perlakuan
|
Keadaan
|
Hasil
|
1
|
Paku
+ 5 ml air suling + dibiarkan udara masuk
|
(Ada
air dan ada Oksigen)
|
Paku
masih mengkilat dan air masih jernih
|
2
|
Paku
+ 2 gram Kristal CaCl2 + tidak dibiarkan udara masuk
|
(Tidak
ada air dan tidak ada oksigen)
|
Paku
masih mengkilat
|
3
|
Paku
+ air mendidih + tidak dibiarkan udara masuk
|
(Ada
air dan tidak ada oksigen)
|
Paku
masih mengkilat dan air masih jernih
|
4
|
Paku
+ 10 ml minyak tanah + dibiarkan udara masuk
|
(Tidak
ada air dan ada oksigen)
|
Paku
masih mengkilat
|
Hari ke-2 : 28 Oktomber 2013
Tabung Ke-
|
Perlakuan
|
Keadaan
|
Hasil
|
1
|
Paku
+ 5 ml air suling + dibiarkan udara masuk
|
(Ada
air dan ada Oksigen)
|
Paku
menghitam dan ada serbuk kuning yang melekat di paku.
Air
menjadi berwarna kuning
|
2
|
Paku
+ 2 gram Kristal CaCl2 + tidak dibiarkan udara masuk
|
(Tidak
ada air dan tidak ada oksigen)
|
Kaca
tetap kering dan paku tidak berkarat
|
3
|
Paku
+ air mendidih + tidak dibiarkan udara masuk
|
(Ada
air dan tidak ada oksigen)
|
Sedikit
serbuk kuning di dalam air
|
4
|
Paku
+ 10 ml minyak tanah + dibiarkan udara masuk
|
(Tidak
ada air dan ada oksigen)
|
Tidak
ada karat
|
Catatan
:
·
Kalsium
klorida anhidrat (CaCl2) adalah zat yang bersifat higroskopis
(menyerap air), sehingga udara dalam tabung yang mengandung zat itu akan
bersifat kering (bebas air).
·
Air
yang sudah dididihkan kehilangan oksigen terlarut.
·
Minyak
tanah adalah zat cair tetapi memiliki unsur yang berbeda dengan air.
VII.
Pembahasan
Hasil
Pengamatan :
1. Paku
yang dimasukkan kedalam wadah yang berisi air bening yang terbuka mengalami
korosi karena adanya O2 dan H2O.
2. Paku
yang dimasukkan ke dalam wadah yang berisi kalsium klorida
anhidrat dan tertutup tidak mengalami
korosi karena tidak terdapat
O2 dan H2O.
3. Paku
yang dimasukkan kedalam wadah yang berisi air panas dalam keadaan tertutup
mengalami korosi karena terdapat H2O.
4. Paku yang dimasukkan ke dalam wadah yang berisi
minyak dalam keadaan terbuka tidak mengalami korosi karena tidak ada O2.
Korosi yang terjadi pada Paku
Pembahasan :
1. Paku
yang paling mudah mengalami korosi terdapat pada tabung reaksi ke-1 yang berisi air dan paku serta wadah
yang terbuka.
2. Selanjutnya
paku yang mengalami korosi terdapat pada tabung reaksi ke-3 yang berisi air panas dan paku dengan
wadah yang tertutup.
3. Paku dalam
wadah minyak tidak mengalami korosi karena tidak ada air dan oksigen.
4. Paku yang jelas
tidak terjadi apa-apa terdapat pada tabung reaksi ke-2 karena tidak ada air dan
oksigen.
VIII. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilaksanakan, dapat ditarik suatu kesimpulan
jika KOROSI terjadi karena adanya satu pengaruh lingkungan terhadap suatu
benda, dan adanya beberapa faktor yang menyebabkan korosi terjadi , adapun faktor
itu adalah :
Udara
– O2 : Korosi terjadi lebih mudah jika suatu logam berekasi
dengan udara disekitarnya, jadikorosi akan lebih cepat terjadi jika oksigen
bereaksi dengan mengoksidasi logam tertentu yang cukup reaktif, seperti besi
(Fe).
Air –
H2O : Korosi juga akan terjadi jika pereduksinya adalah air (H2O)
, sehingga jika lebih mudah suatu logam cukup reaktif jika telah berinteraksi
dengan air (O2 )
Jenis Pereduksi : tidak semua pereduksi mampu
menyebabkan korosi, contohnya HCl, dan larutan lainya dari asam halida.
Jenis Logam : Logam yang sangat reaktif dapat
mencegah logam lain untuk bereduksi sehingga kejadian korosi dapat dicegah
Ada
atau tidaknya lapisan oksida, karena lapisan oksida dapat menghalangi
beda potensial terhadap elektroda lainnya yang
akan sangat berbeda bila masih bersih dari oksida.I
IX. Daftar Pustaka
·
Purba Michael. 2007. Kimia. Jakarta: Erlangga
·
http://www.google.com
No comments:
Post a Comment