Jenis Landscape Tanaman
https://www.instagram.com/noorarif.m
https://www.instagram.com/noorarif.m
·
C1
Hidup di
mana-mana, hampir di seluruh permukaan bumi ini. Mulai dari daerah tropis
hingga daerah kutub dan dari daerah yang cukup air hingga daerah kering.
Contoh: jagung
·
C2
Jalur C2 adalah peristiwa
pembebasan CO2 pada tumbuhan hijau,yang terjadi di saat intensitas cahaya
matahari relatif tinggi.jalur C2 yang disebut fotorespirasi ditemukan oleh
J.p.Decker,pakar fisiologi tumbuhan dari amerika serikat.jalur C2
(fotorespirasi)dinamakan juga glikolat.
Contoh:
tebu
· C3
Tumbuhan C3 merupakan tumbuhan yang berasal
dari daerah subtropis.
Tumbuhan ini menghasilkan glukosa dengan
pengolahan CO2 melalui siklus Calvin, yang melibatkan enzim Rubisco sebagai penambat CO2.
Tumbuhan C3 memerlukan 3 ATP untuk menghasilkan molekul glukosa. Namun, ATP ini dapat terpakai sia-sia tanpa dihasilkannya glukosa. Hal
ini dapat terjadi jika ada fotorespirasi,
di mana enzim Rubisco tidak menambat CO2 tetapi menambat O2..
Contoh:
gandum, kentang, kedelai, kacang-kacangan, kapas, padi.
· C4
Pada jenis tumbuhan yang hidup di daerah
panas seperti jagung, tebu, rumput-rumputan, memiliki kebiasaan saat siang hari
mereka tidak membuka stomatanya secara penuh untuk mengurangi kehilangan air
melalui evaporasi/transpirasi. Ini berakibat terjadinya penurunan
jumlah CO2 yang masuk ke stomata. Logikanya hal ini menghambat laju
fotosintesis. Ternyata para tumbuhan ini telah mengembangkan cara yang cerdas
untuk menjaga agar laju fotosintesis tetap normal meskipun stomata tidak
membuka penuh. Apa bedanya dengan tumbuhan C-3?
Perbedaannya ada pada mekanisme
fiksasi CO2. Pada tumbuhan C-4 karbondioksida pertamakali akan
diikat oleh senyawa yang disebut PEP (phosphoenolphyruvate /
fosfoenolpiruvat) dengan bantuan enzim PEP karboksilase dan
membentuk oksaloasetat, suatu senyawa 4-C. Itu sebabnya kelompok
tumbuhan ini disebut tumbuhan C-4 atau C-4 pathway. PEP dibentuk dari piruvat
dengan bantuan enzim piruvat-fosfat dikinase. Berbeda dengan rubisco,
PEP sangat lemah berikatan dengan O2. Ini berarti bisa menekan
terjadinya fotorespirasi sekaligus mampu menangkap lebih banyak CO2
sehingga bisa meningkatkan laju produksi glukosa.
Pengikatan CO2 oleh
PEP tersebut berlangsung di sel-sel mesofil (daging
daun). Oksaloasetat yang terbentuk kemudian akan direduksi karena menerima H+
dari NADH dan berubah menjadi malat, kemudian ditransfer menuju ke sel seludang
pembuluh (bundle sheath cells) melalui plasmodesmata. Sel-sel seludang
pembuluh adalah kelompok sel yang mengelilingi jaringan pengangkut xilem dan
floem.
Di dalam sel-sel seludang
pembuluh malat akan dipecah kembali menjadi CO2 yang langsung
memasuki siklus Calvin-Benson, dan piruvat dikembalikan lagi ke sel-sel
mesofil. Hasil dari siklus Calvin-Benson adalah molekul glukosa yang kemudian
ditranspor melalui pembuluh floem.
Dari uraian di atas kita tahu
bahwa fiksasi CO2 pada tumbuhan C-4 berlangsung dalam dua langkah.
Pertama CO2 diikat oleh PEP menjadi oksaloasetat dan berlangsung di
sel-sel mesofil. Kedua CO2 diikat oleh rubisco menjadi APG di sel
seludang pembuluh. Ini menyebabkan energi yang digunakan untuk fiksasi CO2
lebih besar, memerlukan 30 molekul ATP untuk pembentukan satu molekul glukosa.
Sedangkan pada tumbuhan C-3 hanya memerlukan 18 molekul ATP. Namun demikian
besarnya kebutuhan ATP untuk fiksasi CO2 pada tumbuhan C-4 sebanding
dengan besarnya hasil produksi glukosa karena dengan cara tersebut mampu
menekan terjadinya fotorespirasi yang menyebabkan pengurangan pembentukan
glukosa. Itu sebabnya kelompok tumbuhan C-4 dikenal efektif dalam fotosintesis.
Contoh: jagung,
sorgum, tebu
·
C5
Adaptasi pada berbagai
iklim cukup tinggi, namun pertumbuhan optimum pada iklim kering. Cukup mendapat
sinar matahari, temperatur (21,1 – 26,7)°C dan tidak banyak hujan. Ketinggian
optimum 1.000 – 1.200 mdpl. Tanah gembur, banyak
mengandung humus, tata air baik, tanah mudah meresapkan air, pH tanah 6-7.
Contoh:
jagung
No comments:
Post a Comment