Saturday 23 March 2019

Hutan Mangrove Sebagai Pengendalian Hayati Keanekaragaman Dalam Ekosistem


Hutan mangrove sebagai pengendalian hayati keanekaragaman dalam ekosistem


https://www.instagram.com/noorarif.m

          Hutan mangrove memiliki peran penting dalam pengendalian hayati karena dapat menjadi tempat tinggal dan mencari makan berbagai jenis hewan vertebrata seperti burung dan invertebrate seperti crustaceae. Dengan adanya hutan mangrove yang baik dapat menentukan keanekaragaman dan kelimpahan jenis dari suatu hewan.
Beberapa manfaat mangrove sebagai pengendali hayati adalah:
  • Menumbuhkan pulau dan menstabilkan pantai.
Salah satu peran dan sekaligus manfaat ekosistem mangrove, adalah adanya sistem perakaran mangrove yang kompleks dan rapat, lebat dapat memerangkap sisa-sia bahan organik dan endapan yang terbawa air laut dari bagian daratan. Proses ini menyebabkan air laut terjaga kebersihannya dan dengan demikian memelihara kehidupan padang lamun (seagrass) dan terumbu karang. Karena proses ini maka mangrove seringkali dikatakan pembentuk daratan karena endapan dan tanah yang ditahannya menumbuhkan perkembangan garis pantai dari waktu ke waktu. Pertumbuhan mangrove memperluas batas pantai dan memberikan kesempatan bagi tumbuhan terestrial hidup dan berkembang di wilayah daratan. Akar pohon mangrove juga menjaga pinggiran pantai dari bahaya erosi. Buah vivipar yang dapat berkelana terbawa air hingga menetap di dasar yang dangkal dapat berkembang dan menjadi kumpulan mangrove di habitat yang baru. Dalam kurun waktu yang panjang habitat baru ini dapat meluas menjadi pulau sendiri.
  • Menjernihkan air.
Akar pernafasan (akar pasak) dari api-api dan tancang bukan hanya berfungsi untuk pernafasan tanaman saja, tetapi berperan juga dalam menangkap endapan dan bisa membersihkan kandungan zat-zat kimia dari air yang datang dari daratan dan mengalir ke laut. Air sungai yang mengalir dari daratan seringkali membawa zat-zat kimia atau polutan. Bila air sungai melewati akar-akar pasak pohon api-api, zat-zat kimia tersebut dapat dilepaskan dan air yang terus mengalir ke laut menjadi bersih. Banyak penduduk melihat daerah ini sebagai lahan marginal yang tidak berguna sehingga menimbunnya dengan tanah agar lebih produktif. Hal ini sangat merugikan karena dapat menutup akar pernafasan dan menyebabkan pohon mati.
  • Mengawali rantai makanan.
Daun mangrove yang jatuh dan masuk ke dalam air. Setelah mencapai dasar teruraikan oleh mikro organisme (bakteri dan jamur). Hasil penguraian ini merupakan makanan bagi larva dan hewan kecil air yang pada gilirannya menjadi mangsa hewan yang lebih besar serta hewan darat yang bermukim atau berkunjung di habitat mangrove.
  • Melindungi dan memberi nutrisi.
Akar tongkat pohon mangrove memberi zat makanan dan menjadi daerah nursery bagi hewan ikan dan invertebrata yang hidup di sekitarnya. Ikan dan udang yang ditangkap di laut dan di daerah terumbu karang sebelum dewasa memerlukan perlindungan dari predator dan suplai nutrisi yang cukup di daerah mangrove ini. Berbagai jenis hewan darat berlindung atau singgah bertengger dan mencari makan di habitat mangrove.
          Menurut Paramita (2015) Setiap jenis burung pada dasarnya memiliki potensi habitat yang berbeda-beda, suatu habitat yang digemari oleh suatu jenis burung belum tentu sesuai untuk jenis burung yang lain. Salah satu habitat burung adalah hutan bakau (mangrove). Keberadaan hutan bakau dalam suatu wilayah sangat penting karena memiliki potensi ekologis dan ekonomis. Hutan bakau memiki peran penting sebagai habitat dari berbagai macam jenis ikan, udang, kerang-kerang, dan lain-lain karena terdapat banyak sumber nutrien yang penting sebagai sumber makanan bagi banyak spesies khususnya jenis migratory seperti burung-burung pantai.

          Hilangnya  mangrove dari ekosistem perairan pantai telah  menyebabkan keseimbangan ekologi lingkungan  pantai terganggu, termasuk kehidupan kepiting mangrove.Secara ekologis, mangrove memilki fungsi  dalam peranannya di rantai makanan, sehingga dapat   menunjang kehidupan kepiting. Hutan mangrove  tidak hanya melengkapi pangan bagi kepiting, akan  tetapi dapat juga menciptakan suasana iklim yang  dapat melindungi kepiting - kepiting tersebut hidup  dengan baik dan aman di daerah tersebut. Bentuk  akar mangrove yang khas dari jenis  Rhizophora, Avecennia dan Sonneratia serta kondisi substrat  mangrove, kubangan air yang saling berhubungan  merupakan perlindungan bagi kepiting. Kondisi ini  sangat penting untuk pembesaran kepiting, karena  suplai makanannya yang tersedia dan terlindung dari pemangsa. Kepiting yang hidup di daerah mangrove  merupakan golongan krustasea yang memegang  peranan penting di daerah tersebut, hal ini terlihat dari jumlahnya yang ditemukan lebih berlimpah di  mangrove daripada di daerah karang atau pantai berpasir(Pratiwi,2015).

No comments:

Post a Comment

© 2012 Segenggam Cahaya | Powered by Blogger | Design by Enny Law - Supported by IDcopy