Hutan
mangrove sebagai pengendalian hayati keanekaragaman dalam ekosistem
https://www.instagram.com/noorarif.m
https://www.instagram.com/noorarif.m
Hutan
mangrove memiliki peran penting dalam pengendalian hayati karena dapat menjadi
tempat tinggal dan mencari makan berbagai jenis hewan vertebrata seperti burung
dan invertebrate seperti crustaceae. Dengan adanya hutan mangrove yang baik
dapat menentukan keanekaragaman dan kelimpahan jenis dari suatu hewan.
Beberapa manfaat mangrove sebagai pengendali hayati adalah:
- Menumbuhkan
pulau dan menstabilkan pantai.
Salah satu peran dan sekaligus manfaat ekosistem mangrove,
adalah adanya sistem perakaran mangrove yang kompleks dan rapat, lebat dapat
memerangkap sisa-sia bahan organik dan endapan yang terbawa air laut dari
bagian daratan. Proses ini menyebabkan air laut terjaga kebersihannya dan
dengan demikian memelihara kehidupan padang lamun (seagrass) dan terumbu
karang. Karena proses ini maka mangrove seringkali dikatakan pembentuk daratan
karena endapan dan tanah yang ditahannya menumbuhkan perkembangan garis pantai
dari waktu ke waktu. Pertumbuhan mangrove memperluas batas pantai dan
memberikan kesempatan bagi tumbuhan terestrial hidup dan berkembang di wilayah
daratan. Akar pohon mangrove juga menjaga pinggiran pantai dari bahaya erosi.
Buah vivipar yang dapat berkelana terbawa air hingga menetap di dasar yang
dangkal dapat berkembang dan menjadi kumpulan mangrove di habitat yang baru.
Dalam kurun waktu yang panjang habitat baru ini dapat meluas menjadi pulau
sendiri.
- Menjernihkan
air.
Akar pernafasan (akar pasak) dari api-api dan tancang bukan
hanya berfungsi untuk pernafasan tanaman saja, tetapi berperan juga dalam
menangkap endapan dan bisa membersihkan kandungan zat-zat kimia dari air yang
datang dari daratan dan mengalir ke laut. Air sungai yang mengalir dari daratan
seringkali membawa zat-zat kimia atau polutan. Bila air sungai melewati
akar-akar pasak pohon api-api, zat-zat kimia tersebut dapat dilepaskan dan air
yang terus mengalir ke laut menjadi bersih. Banyak penduduk melihat daerah ini
sebagai lahan marginal yang tidak berguna sehingga menimbunnya dengan tanah
agar lebih produktif. Hal ini sangat merugikan karena dapat menutup akar
pernafasan dan menyebabkan pohon mati.
- Mengawali
rantai makanan.
Daun mangrove yang jatuh dan masuk ke dalam air. Setelah
mencapai dasar teruraikan oleh mikro organisme (bakteri dan jamur). Hasil
penguraian ini merupakan makanan bagi larva dan hewan kecil air yang pada
gilirannya menjadi mangsa hewan yang lebih besar serta hewan darat yang
bermukim atau berkunjung di habitat mangrove.
- Melindungi
dan memberi nutrisi.
Akar tongkat pohon mangrove memberi zat makanan dan menjadi
daerah nursery bagi hewan ikan dan invertebrata yang hidup di sekitarnya. Ikan
dan udang yang ditangkap di laut dan di daerah terumbu karang sebelum dewasa
memerlukan perlindungan dari predator dan suplai nutrisi yang cukup di daerah
mangrove ini. Berbagai jenis hewan darat berlindung atau singgah bertengger dan
mencari makan di habitat mangrove.
Menurut
Paramita (2015) Setiap jenis burung pada dasarnya memiliki potensi habitat yang
berbeda-beda, suatu habitat yang digemari oleh suatu jenis burung belum tentu
sesuai untuk jenis burung yang lain. Salah satu habitat burung adalah hutan
bakau (mangrove). Keberadaan hutan bakau dalam suatu wilayah
sangat penting karena memiliki potensi ekologis dan ekonomis. Hutan bakau
memiki peran penting sebagai habitat dari berbagai macam jenis ikan, udang,
kerang-kerang, dan lain-lain karena terdapat banyak sumber nutrien yang penting
sebagai sumber makanan bagi banyak spesies khususnya jenis migratory seperti burung-burung pantai.
Hilangnya
mangrove dari ekosistem perairan pantai
telah menyebabkan keseimbangan ekologi
lingkungan pantai terganggu, termasuk
kehidupan kepiting mangrove.Secara ekologis, mangrove memilki fungsi dalam peranannya di rantai makanan, sehingga
dapat menunjang kehidupan kepiting.
Hutan mangrove tidak hanya melengkapi
pangan bagi kepiting, akan tetapi dapat
juga menciptakan suasana iklim yang dapat
melindungi kepiting - kepiting tersebut hidup dengan baik dan aman di daerah tersebut.
Bentuk akar mangrove yang khas dari
jenis Rhizophora, Avecennia dan
Sonneratia serta kondisi substrat mangrove,
kubangan air yang saling berhubungan merupakan
perlindungan bagi kepiting. Kondisi ini sangat
penting untuk pembesaran kepiting, karena suplai makanannya yang tersedia dan terlindung
dari pemangsa. Kepiting yang hidup di daerah mangrove merupakan golongan krustasea yang memegang peranan penting di daerah tersebut, hal ini
terlihat dari jumlahnya yang ditemukan lebih berlimpah di mangrove daripada di daerah karang atau pantai
berpasir(Pratiwi,2015).
No comments:
Post a Comment