Saturday 23 March 2019

Riya


Riya

https://www.instagram.com/noorarif.m

Riya awalnya adalah syirik kecil, namun bisa menjadi syirik besar.

Ketika diakhirat, Allah akan katakan kepada orang yang Riya, “Pergilah kalian kepada orang-orang yang dahulu kalian pamerkan amalan-amalan kalian!”

Riya secara bahasa berasal dari kalimat berupa fiil naqish. Riya artinya: ingin dilihat atau mencari perhatian, sesuatu yang ingin diperlihatkan, berbeda asli dengan yang nampak.

Adapun secara harfiah, artinya: seseorang beribadah kepada Allah, atau beribadah dengan suatu ibadah yang bertujuan mendekatkan diri kepada Allah namun yang diinginkan dari ibadah tersebut bukan Allah, melainkan perkara duniawiyah (pujian, sanjungan, pangkat, cinta manusia, harta, dan lain-lain).

Pangkat, harta dan ilmu bisa menjadi bahan untuk seseorang berbuat Riya.

Beberapa hal bahaya Riya:
1.    Riya lebih bahaya atau lebih merusak dibandingkan dua ekor serigala kelaparan yang dilepas dikawanan domba. (Karena jika serigala lapar, cukup baginya makan satu ekor kambing untuk membuatnya kenyang, dan kemudian dia berhenti makan. Sedangkan orang Riya (yang menjual agama untuk dunia) tidak akan pernah puas. Dia akan: a. Melakukan persekutuan terhadap Allah, b. Merusak duniawiyah dan rukhawiyah, c. Mendatangkan Murka dari Allah). Karena sejatinya, Dunia lebih buruk dari bangkai domba yang menjijikan.
2.    Riya lebih bahaya atau lebih buruk daripada Al-Masih Ad-Dajjal.

Sholat adalah ibadah yang paling rentan terkena riya.

Pahala jihad berperang atau menjaga perbatasan negeri muslim dalam sehari semalam lebih besar dari puasa sunnah setahun dan sholat tahajud setahun. Tapi itu semua bisa rusak karena Riya.

Sebaliknya, seorang wanita pelacur yang melihat seekor anjing yang hampir mati karena kehausan sedang menjulurkan lidahnya didepan sumur. Dimana wanita itu lalu melepas sepatu dan penutup kepalanya untuk diikat dan dijadikan timba mengambil air, sehingga dia bisa memberi minum kepada anjing tersebut, maka Allah ampunkan seluruh dosa disemasa hidupnya karena keikhlasan niat dan ketulusan hatinya. Padahal, sebagaimana tinggikah derajar anjing dibandingkan manusia? Namun, Allah menilai segala sesuatu amalan berdasarkan niat.

Riya, ujub (berbangga diri merasa lebih baik, merasa sudah menjadi calon penghuni surga) adalah penyakit hati yang mampu menghancurkan amalan-amalan shaleh.

Namun, menghindari riya bukan berarti menghindari beramal sholeh. Malahan kita dianjurkan untuk terus memperbanyak amalan-amalan sholeh sambil terus-terusan memperbaiki hati dan niat dalam beribadah.

Kemudian, jangan sepelekan amalan-amalan kecil. Karena kita tidak tahu amalan apa yang mampu mengantarkan kita bisa masuk ke surga.

Yang terpenting lagi adalah, seseorang tidak akan mampu mencapai derajat keikhlasan kalau dia tidak memiliki ilmu, terutama ilmu mengenal Allah.

No comments:

Post a Comment

© 2012 Segenggam Cahaya | Powered by Blogger | Design by Enny Law - Supported by IDcopy