Riya
https://www.instagram.com/noorarif.m
Riya
awalnya adalah syirik kecil, namun bisa menjadi syirik besar.
Ketika
diakhirat, Allah akan katakan kepada orang yang Riya, “Pergilah kalian kepada
orang-orang yang dahulu kalian pamerkan amalan-amalan kalian!”
Riya
secara bahasa berasal dari kalimat berupa fiil
naqish. Riya artinya: ingin dilihat atau mencari perhatian, sesuatu yang
ingin diperlihatkan, berbeda asli dengan yang nampak.
Adapun
secara harfiah, artinya: seseorang beribadah kepada Allah, atau beribadah
dengan suatu ibadah yang bertujuan mendekatkan diri kepada Allah namun yang
diinginkan dari ibadah tersebut bukan Allah, melainkan perkara duniawiyah
(pujian, sanjungan, pangkat, cinta manusia, harta, dan lain-lain).
Pangkat,
harta dan ilmu bisa menjadi bahan untuk seseorang berbuat Riya.
Beberapa
hal bahaya Riya:
1.
Riya lebih bahaya atau lebih merusak dibandingkan dua
ekor serigala kelaparan yang dilepas dikawanan domba. (Karena jika serigala
lapar, cukup baginya makan satu ekor kambing untuk membuatnya kenyang, dan
kemudian dia berhenti makan. Sedangkan orang Riya (yang menjual agama untuk
dunia) tidak akan pernah puas. Dia akan: a. Melakukan persekutuan terhadap
Allah, b. Merusak duniawiyah dan rukhawiyah, c. Mendatangkan Murka dari Allah).
Karena sejatinya, Dunia lebih buruk dari bangkai domba yang menjijikan.
2.
Riya lebih bahaya atau lebih buruk daripada Al-Masih
Ad-Dajjal.
Sholat
adalah ibadah yang paling rentan terkena riya.
Pahala
jihad berperang atau menjaga perbatasan negeri muslim dalam sehari semalam
lebih besar dari puasa sunnah setahun dan sholat tahajud setahun. Tapi itu
semua bisa rusak karena Riya.
Sebaliknya,
seorang wanita pelacur yang melihat seekor anjing yang hampir mati karena
kehausan sedang menjulurkan lidahnya didepan sumur. Dimana wanita itu lalu
melepas sepatu dan penutup kepalanya untuk diikat dan dijadikan timba mengambil
air, sehingga dia bisa memberi minum kepada anjing tersebut, maka Allah
ampunkan seluruh dosa disemasa hidupnya karena keikhlasan niat dan ketulusan
hatinya. Padahal, sebagaimana tinggikah derajar anjing dibandingkan manusia?
Namun, Allah menilai segala sesuatu amalan berdasarkan niat.
Riya,
ujub (berbangga diri merasa lebih baik, merasa sudah menjadi calon penghuni
surga) adalah penyakit hati yang mampu menghancurkan amalan-amalan shaleh.
Namun,
menghindari riya bukan berarti menghindari beramal sholeh. Malahan kita
dianjurkan untuk terus memperbanyak amalan-amalan sholeh sambil terus-terusan
memperbaiki hati dan niat dalam beribadah.
Kemudian,
jangan sepelekan amalan-amalan kecil. Karena kita tidak tahu amalan apa yang mampu
mengantarkan kita bisa masuk ke surga.
Yang
terpenting lagi adalah, seseorang tidak akan mampu mencapai derajat keikhlasan
kalau dia tidak memiliki ilmu, terutama ilmu mengenal Allah.
No comments:
Post a Comment